Suara.com - Bisnis startup dan e-commerce mulai bertumbangan, bahkan hingga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal para pekerjanya. Terbaru, e-commerce JD.ID yang melakukan PHK massal para karyawan.
Menurut Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara ada lima penyebab yang membuat startup atau e-commerce melakukan PHK.
Pertama, produk-produk e-commerce kalah saing dengan e-commerce lainnya sehingga kehilangan pangsa pasar secara signifikan.
"Kedua, kesulitan mencari pendanaan baru akibat investor lebih selektif memilih startup," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Senin (30/5/2022).
Kemudian yang Ketiga, Bhima menyebut, faktor ekonomi global yang membuat ketidakpastian, sehingga investor kembali pikir-pikir untuk menanamkan modal ke startup atau e-commerce.
"Keempat, pasar mulai jenuh dan hipersensitif terhadap promo dan diskon, jika aplikasi tidak berikan diskon maka user menurun drastis. Jadi budaya mencoba layanan aplikasi karena promo mulai berakhir," ucapnya.
Terakhir yang kelima, tambah Bhima, dengan adanya kelonggaran protokol kesehatan membuat banyak orang kembali berbelanja ke toko fisik dan mulai meninggalkan e-commerce.
Dengan kondisi ini, ia menyarankan, startup harus lakukan berbagai perombakan strategi jika ingin bertahan. Ia menerangkan, perlu evaluasi ulang target pasar, mengubah bisnis model apabila tidak memiliki prospek pasar yang kompetitif.
"Startup juga perlu menurunkan target pertumbuhan secara wajar /organik, prioritaskan tim manajerial yang solid dibandingkan hanya bertujuan mencari pendanaan tapi produk tidak laku di pasaran. Utamakan revenue stream dan kualitas cashflow karena hal itu yang dilirik oleh investor saat ini," katanya.
Baca Juga: Ekonom: Pemerintah Jangan Anggap Enteng, Ada Efek Domino Dari Lesunya Bisnis E-Commerce
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen