Suara.com - Meski masih mencatatkan kerugian Rp6,47 triliun pada kuartal I 2022, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dari tiga lini bisnis utama yakni on-demand services lewat Gojek, e-commerce via Tokopedia, dan financial technology (fintech) di 2021 dan kuartal I-2022 secara year on year (yoy).
Kenaikan pendapatan, yang tercermin dari laporan tahunan dan kuartalan GoTo yang baru dirilis Senin (30/5/2022).
Berdasarkan data GoTo, di kuartal I-2021, pendapatan bruto naik 53 persen menjadi Rp5,2 triliun, yang mencerminkan pertumbuhan take rate dari 3,5 persen menjadi 3,7 persen didorong oleh monetasi pada segmen e-commerce dan on-demand yang lebih baik.
Pada periode ini, pendapatan bersih mencapai Rp1,5 triliun, naik 7,14 persen dari sebelumnya Rp1,4 triliun.
Adapun tahun lalu, pendapatan bruto GoTo tumbuh 45 persen yoy mencapai Rp17,1 triliun dari Rp 11,85 triliun, sementara pendapatan bersih naik 9 persen menjadi Rp5,30 triliun dari Rp 4,82 triliun.
"Sepanjang 2022, kami akan terus mendorong inisiatif-inisiatif ini dan menggunakan keunggulan kompetitif yang ekosistem kami miliki, sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan di Indonesia dan Asia Tenggara," kata CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam konferensi pers virtualnya, Senin (30/5/2022).
Pada Q1-2022, rugi EBITDA yang disesuaikan turun 14 basis poin menjadi Rp5,4 triliun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (Q4-2021) sebesar Rp6,2 triliun yang mencerminkan adanya tren penurunan kerugian berkat upaya monetisasi perusahaan yang lebih baik serta optimalisasi biaya pengeluaran.
Sementara itu, sepanjang tahun 2021, GTV perusahaan menembus Rp461,60 triliun, naik 40 persen dibandingkan dengan Rp330,18 triliun di 2020.
Angka GTV ini setara dengan 2,72 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2021 sebesar Rp16.970,8 triliun sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca Juga: Kuartal I 2022 GOTO Masih Catatkan Kerugian Rp6,47 Triliun
Dari jumlah GTV ini, kontribusi bisnis on-demand services (mobilitas, pesan-antar makanan dan bahan kebutuhan pokok, dan logistik) mencapai Rp50,31 triliun di 2021, naik 25,21 persen dari Rp40,18 triliun, e-commerce senilai Rp230,59 triliun, tumbuh 45,82 persen dari Rp158,13 trliiun, dan fintech sebanyak Rp214,91 triliun, melesat 80 persen dari sebelumnya Rp119,52 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
BLT Kesra Cair Berapa Kali Tahun 2025? Ini Update Terkini dari Pemerintah
-
Bank-Pindar Mulai Kolaborasi Suntik Akses Kredit ke UMKM Lewat Teknologi Canggih
-
Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?
-
Laba BRMS Diprediksi Melejit, Target Harga Saham Meningkat
-
Biaya Haji Turun, OJK Minta Bank Jemput Bola Jaring Nasabah
-
Jaring Investor AS, MedcoEnergi (MEDC) Resmi Diperdagangkan di OTCQX
-
BUMN Dapen Jamin Transparansi Pengelolaan Dana
-
MNC Bank-Nobu Batal Kawin, OJK: Harapannya Tetap Fokus Target Pertumbuhan
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun