Suara.com - Cryptocurrency mulai tertekan selama akhir pekan ini hingga muncul sebutan Kiamat Kripto akibat Bitcoin dan Ethereum yang terus menerus mencetak rugi hingga menurunkan prospek harga aset tersebut di masa depan.
Pada Senin (13/6/2022), BTC berada di bawah $25,249, turun 7% selama minggu lalu. Sementara, ETH menyentuh level terendah dalam waktu hampir dua tahun di angka $1,345
Inflasi yang semakin parah melanda AS sejak Mei menekan laju tahunan sebesar 8,6% di AS, lebih besar dari perkiraan sebelumnya di angka 8,3%.
Kepala penasihat ekonomi Allianz, Mohamed El-Erian dalam wawancaranya bersama CNBC International mengatakan, Federal Reserve harus menjadi lebih agresif dengan kenaikan suku bunga.
"Dia perlu mendapatkan kembali kendali atas narasi inflasi, sekarang dia kehilangan kendali total," kata El-Erian, merujuk pada Ketua Fed Jerome Powell.
"Kita perlu sesuatu terjadi untuk menghentikan proses inflasi yang meluas di seluruh perekonomian," sambung El-Erian.
Aksi jual BTC yang belakangan merebak jadi salah satu faktor kuat yang mendorong Bitcoin menuju harga di bawah level $30.000.
Mengutip dari Kitco News, pendiri dan mitra pengelola Fairlead Strategies Katie Stockton mengatakan, prospek jagnka pendek bitcoin terus memburuk.
"Bitcoin telah melihat stochastics hariannya berubah lebih rendah setelah reaksi yang diredam terhadap tanda-tanda kelelahan sisi bawah jangka pendek, yang kami lihat sebagai perkembangan jangka pendek bearish. Stochastics mingguan telah gagal untuk berbalik lebih tinggi dari level oversold, yang juga menunjukkan bantuan. reli tidak mungkin, untuk saat ini," kata Stockton.
Baca Juga: Bakal Diluncurkan di Pasar Modal, Waran Terstruktur Bisa Jadi Cuan Baru Para Investor
Kinerja yang buruk di pasar ekuitas juga membebani Bitcoin. Level yang harus diperhatikan adalah apakah $27.000 dapat bertahan. Jika tidak, ada risiko penurunan menuju $ 19.000.
Risiko Bitcoin saat ini terus meningkat dari pengujian ulang support Fibonacci jangka panjang merujuk pada momentum jangka menengah dan panjang menunjukkan lebih banyak penurunan.
Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menambah panjang diskusi Bitcoin usai aset itu diisukan jadi bagian dari aset pensiun.
"Ini bukan sesuatu yang saya rekomendasikan kepada kebanyakan orang yang sedang menabung untuk masa pensiun mereka. Bagi saya, ini adalah investasi yang sangat berisiko," kata Yellen dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh New York Times pekan lalu.
Berita Terkait
-
Crypto Crash: Harga Bitcoin Longsor, Ethereum Makin 'Hancur'
-
Akhir Pekan IHSG Ditutup Anjlok 1,34 Persen ke Level 7.086
-
Jadi Saksi Kasus Penipuan Angel Token, Ozy Syahputra Selalu Tahu Kegiatan Angel Lelga
-
Kasus Penipuan Bisnis Kripto, Angel Lelga Bawa Saksi Ozy Syahputra
-
Bakal Diluncurkan di Pasar Modal, Waran Terstruktur Bisa Jadi Cuan Baru Para Investor
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap