Suara.com - CEO Chevron Michael Wirth membantah kritik pejabat Gedung Putih terkait industri minyak atas biaya energi, yang menyebut, penurunan harga bahan bakar butuh pendekatan dari pemerintah.
Surat ini jadi kabar terkini dalam serangkaian perseteruan sengit antara industri minyak AS dan Presiden Joe Biden yang terus membahas pelaku utama di balik kenaikan harga bahan bakar hingga mendorong inflasi ke level tertinggi 40 tahun.
Gedung Putih meminta CEO dari tujuh penyulingan dan perusahaan minyak termasuk Chevron ke pertemuan minggu ini untuk membahas cara meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi harga energi. Wirth mengatakan dia akan hadir.
“Pemerintahan Anda sebagian besar berusaha untuk mengkritik, dan terkadang menjelekkan, industri kami,” kata Wirth dalam sebuah surat kepada Biden.
"Tindakan ini tidak bermanfaat untuk memenuhi tantangan yang kita hadapi," lanjut dia.
Setelah beberapa jam kemudian, Biden di hadapan awak media di Washington malah menyebut bahwa para eksekutif itu terlalu sensitif.
"Saya tidak tahu perasaan mereka akan terluka semudah itu," kata presiden ketika ditanya tentang surat Wirth.
Pada 10 Juni lalu, Biden mengecam perusahaan minyak karena membuat rekor keuntungan dan mendesak mereka untuk meningkatkan produksi minyak dan kapasitas penyulingan untuk mengurangi harga bensin. Dia juga menuduh Exxon Mobil Corp menghasilkan "lebih banyak uang daripada Tuhan".
Biden berada di bawah tekanan atas rekor harga bensin, dan inflasi adalah masalah utama bagi pemilih menjelang pemilihan November dengan kendali Kongres dipertaruhkan.
Baca Juga: Data Pengguna TikTok di AS Dipindahkan ke Penyimpanan Oracle
Wirth mengatakan industri minyak membutuhkan kejelasan dan konsistensi mengenai masalah kebijakan mulai dari sewa dan izin di tanah federal, hingga kemampuan untuk mengizinkan dan membangun infrastruktur dan peraturan penting yang mempertimbangkan biaya dan manfaat.
"Kami membutuhkan dialog yang jujur," kata Wirth. "Salah satu yang mengakui industri kami adalah sektor vital ekonomi AS dan sangat penting untuk keamanan nasional kami."
Para penyuling berjuang untuk memenuhi permintaan global untuk solar dan bensin, memperburuk harga tinggi dan memperparah kekurangan dari konsumen besar seperti Amerika Serikat dan Brazil ke negara-negara kecil seperti Ukraina yang dilanda perang dan Sri Lanka.
Harga bensin di SPBU AS mendekati 5 dolar AS per galon karena melonjaknya permintaan bahan bakar motor bertepatan dengan hilangnya kapasitas pemrosesan sekitar 1 juta barel per hari. Dalam tiga tahun terakhir, banyak pabrik yang tutup saat permintaan bahan bakar menurun di puncak pandemi COVID-19.
Kilang minyak AS terakhir dibangun pada 1970-an, kata Wirth awal bulan ini dalam sebuah webcast, dan pengurangan ekspor dari Rusia dan China juga berkontribusi pada kekurangan pasokan global.
"Saya pribadi tidak percaya akan ada kilang minyak baru yang pernah dibangun di negara ini," kata Wirth awal bulan ini dalam sebuah webcast. "Dunia dibatasi pada saat permintaan produk meningkat."
Berita Terkait
-
AS Monaco Dikabarkan Sepakati Transfer Winger Liverpool Takumi Minamino
-
Harga Emas Redup Usai Imbal Hasil Obligasi AS Menguat
-
Tingkatkan Toleransi, Perempuan di Virginia Edukasi Sejarah Warga Kulit Hitam
-
Detik Detik Presiden AS Joe Biden Jatuh dari Sepeda
-
Data Pengguna TikTok di AS Dipindahkan ke Penyimpanan Oracle
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!