Suara.com - Harga minyak dunia naik lebih dari USD3 per barel pada akhir pekan lalu didukung oleh pasokan yang ketat.
Mengutip CNBC, Senin (27/6/2022) minyak mentah Brent ditutup naik USD3,07, atau 2,8 persen ke harga USD113,12 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik USD 3,35, atau 3,2 persen menjadi USD 107,62.
Federal Reserve AS "berbicara sangat hawkish yang merusak reli minyak, tetapi sentimen sedikit berubah terutama pada data ekonomi yang kuat," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Pada hari Kamis, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan fokus bank sentral untuk mengendalikan inflasi. Pernyataan Powell menambah kekhawatiran tentang lebih banyak kenaikan suku bunga.
Sebuah survei pada hari akhir pekan lalu menunjukkan sentimen konsumen AS mencapai rekor terendah pada bulan Juni bahkan ketika prospek inflasi sedikit membaik.
Invasi Rusia ke Ukraina memperburuk pasokan yang ketat tahun ini tepat ketika permintaan telah pulih dari pandemi COVID, dan minyak mendekati level tertinggi sepanjang masa di harga USD147 yang dicapai pada 2008.
Minyak mentah telah mendapatkan dukungan dari penutupan produksi anggota OPEC Libya karena kerusuhan. Pada hari Kamis, menteri perminyakan Libya mengatakan ketua National Oil Corporation menahan data produksi.
Hal ini meningkatkan keraguan atas angka yang dikeluarkan minggu lalu.
Stephen Brennock analis dari PVM mengatakan kekhawatiran resesi mendominasi sentimen, namun "konsensus masih tetap bahwa pasar minyak akan melihat permintaan yang tinggi dan pasokan yang ketat selama bulan-bulan musim panas, sehingga membatasi penurunan."
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Lagi, Kini Turun Jadi 110 Dolar AS/Barel
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, bertemu pada 30 Juni dan diperkirakan akan tetap berpegang pada rencana untuk hanya sedikit mempercepat kenaikan produksi minyak pada Juli dan Agustus.
Perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut dalam rekor kenaikan 23 bulan berturut-turut. Penambahan rig tersebut seiring harga minyak mentah yang tinggi dan dorongan oleh pemerintah mendukung pengebor untuk kembali ke sumur.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan