Suara.com - Presiden AS Joe Biden mengajak sekutu untuk tetap bersama dalam menghadapi Rusia saat para pemimpin G7 berkumpul untuk pertemuan puncak yang didominasi oleh perang di Ukraina dan dampaknya terhadap pasokan makanan dan energi serta ekonomi global.
Para pemimpin G7 saat ini menyetujui janji untuk mengumpulkan 600 miliar dolar AS dana swasta dan publik untuk negara-negara berkembang guna melawan pengaruh China yang semakin besar.
Tuan rumah G7 Kanselir Jerman Olaf Scholz mengundang Senegal, Argentina, Indonesia, India, dan Afrika Selatan sebagai negara mitra di KTT tersebut. Banyak negara di belahan dunia selatan mengkhawatirkan kerusakan tambahan dari sanksi Barat terhadap Rusia.
Oxfam dan kelompok kampanye lainnya mengatakan rasa sakit dari lonjakan harga pangan untuk negara-negara berkembang adalah "mendalam".
Mereka ingin para pemimpin G7 mengenakan pajak atas keuntungan perusahaan yang berlebihan untuk membantu mereka yang terkena krisis pangan, membatalkan utang negara-negara termiskin dan untuk mendukung negara-negara berkembang dalam pertempuran mereka melawan krisis pangan dan perubahan iklim.
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan negara-negara G7 akan mengesankan negara-negara mitra bahwa kenaikan harga pangan adalah hasil dari tindakan Rusia bukan sanksi Barat.
Pada awal pertemuan di Pegunungan Alpen Bavaria, empat dari negara-negara kaya Kelompok Tujuh melarang impor emas Rusia guna memperketat sanksi yang menekan Moskow dan memotong sarananya untuk membiayai invasi ke Ukraina.
Namun demikian, tidak jelas apakah ada konsensus G7 mengenai rencana tersebut, terlebih, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan masalah itu perlu ditangani dengan hati-hati dan didiskusikan lebih lanjut.
Pemerintah Inggris pada Minggu (26/6/2022) setuju untuk melarang impor emas baru Rusia, bersama Amerika Serikat, jepang dan Kanada.
Baca Juga: Demi Mengejar Tesla, BMW Garap Produksi Mobil Listrik di China
Inggris mengatakan larangan itu ditujukan untuk orang kaya Rusia yang telah membeli safe-haven emas untuk mengurangi dampak finansial dari sanksi Barat. Ekspor emas Rusia senilai 15,5 miliar dolar AS tahun lalu.
Sementara, para pemimpin G7 di Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Italia, dan Kanada terus membahas kemungkinan pembatasan harga minyak Rusia.
Seorang pejabat kepresidenan Prancis mengatakan Paris akan mendorong pembatasan harga minyak dan gas dan terbuka untuk membahas proposal AS.
Pejabat dari beberapa negara G7, termasuk Jerman dan Inggris, mendorong pengabaian sementara mandat biofuel untuk memerangi kenaikan harga pangan, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Tetapi Jerman memperkirakan proposal itu gagal mendapatkan dukungan G7 karena perlawanan AS dan Kanada, kata seorang pejabat pemerintah kepada Reuters, Minggu (26/6/2022).
Berita Terkait
-
Jelang Kunjungan Jokowi, Intensitas Serangan Rudal di Ukraina Meningkat
-
IHSG Dibuka Perkasa Menguat Hampir 10 Poin, Rupiah Tak Mau Kalah
-
Baru Sampai Jerman, Jokowi Diteriaki Masyarakat Indonesia yang Tinggal di Sana
-
Rusia Kembali Serang Kiev, Rudal Hantam Gedung Apartemen dan Taman Kanak-kanak
-
Demi Mengejar Tesla, BMW Garap Produksi Mobil Listrik di China
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?