Suara.com - Harga minyak dunia anjlok sekitar 9 persen pada perdagangan hari Selasa, dalam penurunan harian terbesar sejak Maret di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi global dan penguncian di China yang dapat memangkas permintaan.
Mengutip CNBC, Rabu (6/7/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menetap di posisi USD102,77 per barel, kehilangan USD10,73, atau 9,5 persen.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), merosot 8,2 persen atau USD8,93, menjadi USD99,50 per barel. Tidak ada setelmen WTI pada sesi Senin karena hari libur di Amerika.
Kedua tolok ukur mencatat penurunan persentase harian terbesar sejak 9 Maret, dan memukul harga saham perusahaan minyak dan gas.
"Kami sedang dalam tekanan hebat dan satu-satunya cara yang dapat menjelaskannya adalah ketakutan akan resesi," kata Robert Yawger, Direktur Mizuho.
Minyak berjangka tenggelam bersama gas alam, bensin dan ekuitas, yang sering menjadi indikator permintaan bagi minyak mentah.
Sementara itu, pengujian massal Covid-19 di China menebar kekhawatiran akan potensi penguncian yang mengancam memperdalam pengurangan konsumsi minyak.
Shanghai mengatakan akan memulai putaran baru pengujian massal terhadap 25 juta penduduknya selama periode tiga hari, mengutip upaya untuk melacak infeksi yang terkait dengan wabah di sebuah bar karaoke.
"Kami melihat beberapa likuidasi panik. Sangat gugup," kata Dennis Kissler, Senior Vice President BOK Financial.
Baca Juga: Ancaman Resesi Global, Harga Minyak Dunia Melonjak 2 Persen
Kekhawatiran bahwa permintaan driving season musim panas Amerika akan turun setelah liburan Empat Juli juga tampaknya membebani pasar, tutur Kissler.
Harga gas alam AS anjlok 4,7 persen minyak pemanas tersungkur sekitar 8 persen dan bensin untuk pengiriman di Pelabuhan New York melorot 10,5 persen.
"Jika resesi benar-benar melanda, dan mengurangi permintaan energi secara signifikan, lebih banyak ayunan liar ke sisi bawah bisa terjadi," kata Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
"Pasar komoditas itu bisa sangat tak kenal ampun ketika kita mengalami resesi dan pasokan melebihi permintaan," ujar Lipow.
Sementara itu, permintaan safe-haven untuk US Treasuries mendorong dolar sekitar 1,3 persen yang pada gilirannya membebani minyak dalam denominasi greenback karena menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Euro jatuh ke level terendah dua dekade karena data menunjukkan pertumbuhan bisnis di seluruh zona euro melambat lebih lanjut, bulan lalu, dengan indikator berwawasan ke depan memperlihatkan kawasan itu bisa tergelincir ke penurunan kuartal ini karena krisis biaya hidup membuat konsumen waspada.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Genjot PNBP, ESDM Lelang Terbuka Stockpile Bauksit di Kepri
-
Rupiah Melorot Lagi Hari Ini ke Level Rp 16.691
-
Saham BBCA Anjlok Aksi Jual Rp150 Miliar
-
iRobot Perusahaan Legendaris AS Resmi Bangkrut, Siap Diakusisi China
-
Konsumsi Bensin di Nataru Diproyeksi Melonjak 3 Persen, Pasokan Cukup?
-
Hujan Ekstrem Diproyeksikan Hambat Pemulihan Listrik di Aceh
-
Bahlil Bicara Kapan Listrik di Aceh Bisa Normal Kembali
-
Pemerintah Bangun 2.500 Rumah Layak Huni untuk Korban Banjir Sumatera
-
Sudah di Meja Prabowo, Menaker Ungkap Kisi-kisi Besaran UMP 2026
-
Cofiring Hidroden di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas Diuji Coba, Gimana Hasilnya?