Suara.com - Potensi besar Karawang sebagai tujuan pengembangan kawasan komersial dan residensial baru semakin terlihat. Selain sudah terbentuk marketnya sebagai bagian dari dampak turunan majunya Kawasan Industri, ditopang juga dengan konektivitas dari ketersediaan infrastruktur yang relatif lengkap.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan terbentuknya populasi yang menciptakan demand properti di Kabupaten Karawang menjadi salah satu keunikan. Terutama dibandingkan dengan Kawasan komersial dan hunian eksisting di wilayah Barat seperti Kabupaten dan Kota Tangerang atau Tangerang Selatan.
"Jadi memang start-nya beda. Di wilayah Barat, misalnya, itu start-nya dimulai dengan pembangunan township terlebih dahulu. Artinya dimulai dari mengumpulkan dan menarik minat populasi, menjadi Kawasan alternatif di luar Jakarta,” ungkapnya.
Setelah itu diikuti dengan kebutuhan lain baik itu komersial maupun sarana dan prasarana pendukung seperti Rumah Sakit dan Sekolah.
Karawang, kata Ferry, juga sama. Merupakan kawasan alternatif di luar Jakarta.
”Bedanya, start-nya dari industri terlebih dahulu sehingga sudah terbentuk populasi terutama masyarakat pekerja di sana baru kemudian menciptakan demand properti. Karawang dan wilayah Timur (dari Jakarta) rata-rata memang start-nya dari industri,” dia menjelaskan.
Di banyak negara, kawasan industri yang besar memang menciptakan kebutuhan akan hunian. Termasuk Karawang sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.
Seiring dengan terus meningkatnya realisasi investasi termasuk investasi pada manufaktur berbasis teknologi tinggi dan kendaraan listrik, Ferry menilai, potensi properti di Karawang naik kelas secara jangka panjang sangat terbuka lebar.
”Awalnya memang banyak tenaga kerja kasar. Semakin ke sini, karena banyak industri otomotif mulai dari berbahan bakar konvensional sampai Electric Vehicle di Karawang, ditambah lagi dengan perkembangan Data Center di sana maka profil tenaga kerja di Karawang semakin meningkat,” tuturnya.
Baca Juga: Harga Komoditas Naik, Perumahan Bakal Jadi Primadona
Situasi itu memicu potensi gengsi properti di Karawang akan semakin tinggi karena melibatkan teknologi masa depan. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya ekspatriat dari berbagai negara seiring dengan realisasi investasi dari perusahaan kelas dunia di Karawang.
Didukung juga dengan konektivitas infrastruktur dari dan menuju Karawang seperti jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Cikampek-Elevated (MBZ), Jalan Tol Jakarta-Cikampek II, dan Jalan Tol Lingkar Luar II Sentul-Karawang Barat.
Selain itu, Karawang juga dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priuk dan Pelabuhan Patimban dengan jarak masing-masing 70 kilometer. Lalu, akses Bandara Soekarno-Hatta dengan jarak 90 kilometer dan Bandara Kertajati 122 kilometer.
Berdasarkan PP 13 Tahun 2017 dan Permenhub 69 Tahun 2013, rencananya, akan dibangun Bandara Soekarno-Hatta II di Karawang.
Akses transportasi lainnya adalah rel kereta, yakni Stasiun Karawang, Stasiun Cikampek, dan Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
”Sehingga kalau terkonsentrasi di daerah sana, begitu ekosistem residensial dan komersial terbentuk, ada kemungkinan naik kelas,” imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen