Suara.com - Indonesia masuk dalam 15 negara yang berpotensi mengalami resesi ekonomi versi Bloomberg. Meski demikian, menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran, potensi sangat kecil karena momentum kebangkitan ekonomi Indonesia yang kuat pasca pandemi COVID-19.
"Perlu untuk kita ketahui inflasi di negara-negara maju dan negara berkembang saat ini tidak semata-mata disebabkan oleh disrupsi global saja. Sebagian besar disebabkan oleh kebijakan internal negara masing-masing," kata dia.
Dalam wawancara bersama Warta Ekonomi --jaringan Suara.com, ia mengatakan, inflasi global sudah terjadi sejak pandemi COVID-19 saat sejumlah negara mulai menyuntikkan stimulus guna menopang ekonomi mereka.
Sementara, penyebab kelangkaan komoditas menurutnya lebih disebabkan adanya kenaikan permintaan sementara supply chain masih terganggu sehingga harganya naik signifikan.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina membuat masalah ini semakin sulit dibendung karena keduanya adalah eksportir besar dari sektor energi, gandum dan minyak biji matahari.
"Negara-negara eropa dan US sangat terdampak dengan kenaikan harga pangan dan energi ini sehingga tidak heran inflasi di sana begitu tinggi," kata dia.
Namun, hal tersebut cukup berbeda dengan Indonesia lantaran pemerintah tetap mempertahankan harga BBM subsidi meski harga minyak dunia telah naik.
"Walaupun kita merupakan pengimpor gandum namun dampaknya tidak secara langsung terasa pada harga-harga komoditas yang menggunakan bahan baku gandum seperti Mie instan dan roti," ujarnya.
Hingga Juni 2022, inflasi Indonesia sudah mencapai angka 4,35%, tertinggi dalam lima tahun belakangan. Meski demikian, menurutnya bukan disebabkan faktor global dan lebih pada ketersediaan pangan, terutama komoditas seperti cabaim telur dan bawang.
Baca Juga: Pinjaman Luar Negeri Indonesia Naik Tipis untuk Mendukung Proyek Strategis
"Selagi pemerintah menjaga pasokan pangan dan belum menaikkan harga BBM bersubsidi maka inflasi Indoensia masih akan cenderung aman," imbuhnya.
Ia berharap, pemerintah mengantisipasi arus modal keluar dari Indonesia yang berpotensi disebabkan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang naik sehingga nilai tukar rupiah melemah.
"Karena saat ini 60% bahan baku industri kita berasal dari impor," kata dia.
Berita Terkait
-
Komunitas Digital Kembangkan UMKM Indonesia
-
Ekonomi Digital Akan Ciptakan 2,5 Juta Lapangan Kerja Baru di Indonesia pada 2024
-
Luhut Sindir Orang yang Sebut Nasib Indonesia Akan Seperti Sri Lanka Sedang Sakit Jiwa
-
RI Masuk Daftar 15 Negara Terancam Resesi, Yuk Kenali Penyebab dan Dampaknya
-
Pinjaman Luar Negeri Indonesia Naik Tipis untuk Mendukung Proyek Strategis
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulumbu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden
-
BPJS Ketenagakerjaan-Perbarindo Tandatangani MoU, Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Pegawai
-
Investor Asing Guyur Dana Rp 583,10 miliar ke Pasar Modal, IHSG Menghijau Selama Sepekan
-
Setelah Tak Naik, Pekerja-Pengusaha Ingin Menkeu Purbaya Moratorium Cukai Rokok 3 Tahun