Suara.com - Perdagangan internasional memiliki banyak manfaat yang perlu dipertimbangkan dengan cermat oleh pebisnis dan pemerintah. Lalu apa saja manfaat perdagangan internasional?
Pasalnya tidak hanya pebisnis saja yang bisa memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional ini. Masyarakat selaku pelanggan pun juga bisa mendapatkan berbagai keuntungan konsumtif. Nah, berikut ini manfaat perdagangan internasional berdasarkan www.superbusinessmanager.com.
1. Lebih banyak pilihan untuk pelanggan
Pelanggan dapat memiliki pilihan barang dan jasa yang jauh lebih luas ketika produk luar negeri tersedia di negara ini.
2. Peningkatan standar hidup
Produk impor menciptakan persaingan bagi produsen dalam negeri. Produsen dalam negeri, untuk bersaing dengan produk asing, perlu menjaga harga cukup rendah, meningkatkan kualitas, desain dan kemasan. Dengan membiarkan perdagangan internasional terjadi dengan cara ini, standar hidup semua pelanggan akan meningkat.
3. Sumber bahan baku untuk beberapa produsen lokal
Tanpa mengimpor bahan baku atau komponen tertentu, produksi produk canggih tertentu tidak akan mungkin dilakukan di negara ini sama sekali. Misalnya industri baja di seluruh dunia bergantung sepenuhnya pada ekspor bijih besi dari Australia (53,8% dari total ekspor bijih besi pada tahun 2019) dan Brasil (18,1% dari total ekspor bijih besi pada tahun 2019).
Tanpa membeli makanan tertentu dari luar negeri, pelanggan tidak akan memiliki akses ke barang-barang tersebut. Itu karena tempat pertanian yang cocok, cuaca atau fasilitas produksi tertentu tidak ada di negara itu.
Baca Juga: Bea Cukai Layani Ekspor 3 Perusahaan Penerima Fasilitas Kawasan Berikat
4. Membantu industrialisasi
Dengan adanya perdagangan internasional, pasar global menjadi sangat kompetitif. Supaya menjadi kompetitif secara internasional dan tetap berada di pasar, bisnis dipaksa untuk meningkatkan tingkat industrialisasi dan kemajuan teknologi mereka.
Banyak pemerintah mendorong proses industrialisasi perusahaan domestik dengan menawarkan bantuan dalam bentuk hibah yang diberikan untuk mempercepat modernisasi.
5. Mendukung spesialisasi
Negara-negara dapat mengkhususkan diri dalam menghasilkan produk-produk yang paling baik untuk mereka buat. Spesialisasi mengarah pada keunggulan harga dan skala ekonomi yang memberikan manfaat biaya. Negara-negara dapat mengimpor produk-produk yang kurang efisien dalam pembuatannya, dibandingkan dengan negara lain.
Prinsip keunggulan komparatif memungkinkan Prancis untuk berspesialisasi dalam anggur dan mengimpor minyak zaitun dari Yunani, dan menjadi lebih baik daripada memproduksi anggur dan minyak zaitun di Prancis.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya