Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, pemerintah tidak lagi menganggarkan dana khusus untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun depan.
Ia menyatakan, hanya menyalurkan dana PEN terakhir pada tahun 2022.
"Jadi dana PEN akan berakhir di akhir tahun ini. Sama seperti undang-undang yang terkait dengan perubahan budget defisit," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perkonomian, Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Nantinya, lanjut Airlangga, anggaran mengenai penanganan Covid-19 akan diserahkan ke masing-masing Kementerian atau Lembaga, sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
"Sehingga seluruh biaya dikembalikan ke sektor masing-masing. Sektor kes di Kemenkes, sektor ekonomi balik ke K/L masing-masing," ucap dia.
Ketua Umum Partai Golkar ini memastikan, program-program yang ada dalam PEN tetap berjalan. Hanya saja, tambah Airlangga, pelaksanaan programnya dilakukan oleh masing-masing kementerian/lembaga.
"Jadi tidak berarti bahwa programnya tidak dilaksanakan, tetapi, itu bergeser ke K/L masing, termasuk untuk perlindungan sosial," tegas dia.
Sebelumnya, Airlangga mencatat realisasi anggaran PEN sebesar Rp95,13 triliun.
Angka tersebut setara 20,9 persen dari Rp455,62 triliun anggara yang disiapkan pemerintah. Sementara dari segi penanganan kesehatan sudah mencapai 20 persen atau Rp24,46 triliun.
Baca Juga: AOE 2022 Resmi Dibuka Mendagri, Ketua Apkasi: Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional
"Realisasi ini antara lain untuk klaim nakes, insentif perpajakan vaksin dan alkes kemudian juga terkait dengan pengadaan vaksin dan dana desa," ungkap Menko Airlangga dalam konferensi pers usai Ratas di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/6/2022).
Sementara untuk pos perlindungan sosial asyarakat sudah mencapai 36,1 persen atau Rp55,85 triliun yang digunakan antara lain untuk PKH kartu sembako, BLT minyak goreng, BLT desa, bantuan pedagang kaki lima, warung dan nelayan, serta kartu prakerja.
Selain itu, anggaran untuk pemulihan ekonomi sudah sebesar 8,3 persen atau Rp14,83 triliun dari Rp178 triliun yang digunakan antara lain untuk sektor pariwisata, dukungan UMKM dan fasilitas perpajakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Rencana KBMI 1 Mau Dihapus, OJK: Ekonomi Indonesia Butuh Bank-bank Besar
-
Belarus Siap Tanam Modal di Indonesia, Alat Pertanian Jadi Bidikan
-
Guru Honorer Kemenag Dapat BSU, Hari Ini Terakhir Cek Validasi
-
Bank Mandiri Cetak Penyaluran Kredit dan DPK Tumbuh Dua Digit
-
Di Depan Prabowo, Airlangga Pamer IHSG Pecah Rekor ke Level 8.600
-
Peran PU Berubah, Kini Tak Hanya Bangun Proyek Infrastruktur
-
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU demi Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik Sepanjang Nataru
-
Kapitalisasi DRX Token Tembus Rp2,4 Triliun, Proyek Kripto Lokal Siap Go Global
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam