Suara.com - Pengguna internet yang cukup tinggi di tanah air ternyata tak dibarengi dengan skor literasi digital. Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, indeks atau skor literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori "sedang".
Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Inu Wahnudin mengatakan interaksi dapat menciptakan standar baru tentang etika. Maka sudah sepatutnya segala aktivitas di ruang digital dilakukan dengan penuh etika.
Adapun kompetensinya antara lain membentengi diri dari tindakan negatif di platform digital hingga membangun relasi sosial dengan menerapkan netiket. Ruang lingkup etika digital meliputi kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan
kebajikan.
“Literasi digital penting dimiliki pada masa pandemi. Di dunia pendidikan, sebelumnya pembelajaran dilakukan dengan tatap muka. Namun sekarang dengan daring," kata Inu dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika ditulis, Minggu (14/8/2022).
Menurut dia kondisi ini menjadi masalah sendiri bagi guru dan siswanya ketika metode pembelajaran daring diberlakukan.
"Baik guru maupun siswa dituntut untuk memiliki literasi digital, sebut saja kecakapan menggunakan aplikasi yang mendukung pembelajaran (LMS), aplikasi digital marketing, dan aplikasi membuat konten kreatif,” terang Inu.
Sementara itu, Social Media Officer GoodNews From Indonesia Ni Putu Ruslina Darmayanthi mengatakan, rendahnya literasi digital dapat terlihat dari etika digital pengguna media sosial di Indonesia. Dia mengatakan bahwa netizen Indonesia adalah netizen paling tidak sopan se-Asia Pasifik.
"Riset ini didukung oleh beberapa survei lain yang menunjukkan banyaknya kasus ujaran kebencian, tindakan diskriminasi, serta hoax dan penipuan di internet," katanya.
Agar menjadi warganet yang beretika dan berbudaya, perlu diketahui dan dihindari jenis konten negatif. Antara lain, konten melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik, pemerasan/pengancaman, penyebaran berita bohong, dan ujaran kebencian/bermuatan SARA.
Baca Juga: Bumbu Dapur, Politik dan Pemerintah Dominasi Belanja Iklan di Awal 2022
“Karena banyak konten yang menimbulkan kasus dan berdampak buruk ke banyak orang, maka diperlukan etika dalam bermedia sosial," ucapnya.
Untuk itu dirinya mengajak para warganet untuk bersikap budiman dengan netiket, caranya dengan analisis konten, verifikasi konten, hindari mendistribusikan konten negatif, dan produksi hanya konten yang bermanfaat.
"Cara kita berinteraksi di internet sama saja dengan cara kita berinteraksi di dunia nyata. Yang tidak boleh dikatakan saat bertatap muka secara offline, juga tidak boleh kita katakan secara online,” kata Ruslina.
Berita Terkait
-
Bumbu Dapur, Politik dan Pemerintah Dominasi Belanja Iklan di Awal 2022
-
Menparekraf: PP Nomor 24 Tahun 2022 Jadi Game Changer Bagi Pelaku Ekraf Digital di Bali
-
3 Langkah Gampang Cara Cek Kuota Telkomsel Lewat HP
-
UMKM Diharapkan Lakukan Transformasi Digital Agar Dapat Bersaing Serta Sebagai Penguatan Ekonomi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Rupiah Bangkit ke Rp16.716, Namun Ancaman Fiskal dan Geopolitik Bayangi Pasar
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Namun Dibayangi Pelemahan Rupiah
-
Emas Antam Naik Tipis Rp 2.000 Jelang Akhir Pekan, Intip Deretan Harganya
-
Industri Perbankan Berduka, Bos Bank BJB Yusuf Saadudin Wafat
-
Gagal Bayar Massal, OJK Seret KoinP2P dan Akseleran ke Penegak Hukum
-
Demi Tingkatkan Harga, ESDM Buka Peluang Turunkan Produksi Batubara pada 2026
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia