Suara.com - Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Fitria Irmi Triswati mengungkapkan, iaya transfer antarbank menggunakan layanan BI FAST yang saat ini sebesar Rp2.500 per transaksi bisa jadi lebih murah ke depannya.
“Ke depan ini bisa diturunkan secara bertahap karena kita lihat banyak faktor dan evaluasi berkala,” katanya dalam Taklimat Media, Selasa (30/8/2022).
Ia menjelaskan, hal ini lantaran BI FAST sendiri dikembangkan demi memenuhi kebutuhan masyarakat luas termasuk pelaku UMKM yang membutuhkan biaya transfer yang rendah.
Bank Indonesia nantinya akan melihat faktor-faktor pendukung penurunan biaya transfer BI-FAST dan kemudian melakukan evaluasi secara bertahap sehingga dapat diketahui besaran penurunan biaya ini.
Selain itu Fitria menuturkan penurunan tarif biaya transfer BI FAST juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan potensi transaksi yang diperkirakan semakin meningkat.
Tak hanya itu, menurutnya, semakin banyak perbankan yang menjadi peserta layanan BI-FAST akan turut mendorong penurunan biaya transfer tersebut.
“Peningkatan transaksi datang dari perluasan peserta dan kanal sehingga biaya transaksi bisa lebih murah,” jelasnya.
Sejauh ini peserta layanan BI-FAST ada sebanyak 77 bank sehingga telah mewakili 85 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.
Sebanyak 77 bank peserta itu masuk dalam batch pertama hingga keempat dengan rincian 21 bank pada batch pertama, 22 bank dan satu non bank pada batch kedua, delapan bank pada batch ketiga dan 25 bank pada batch keempat.
Baca Juga: Pemerintah dan BI Luncurkan Kartu Kredit Pemerintah dan QRIS Antarnegara
Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran BI Ida Nuryanti mengatakan pihaknya sedang menyiapkan batch kelima yang ditargetkan akan rampung pada November 2022.
Ia memaparkan, terdapat sebanyak 49 bank yang menyatakan komitmennya dalam batch kelima sehingga BI akan melihat secara detil komitmen dari para calon peserta layanan BI FAST tersebut.
“Kita akan lihat komitmen tersebut siapa yang sudah siap. Untuk melihat kesiapan maka BI melakukan survei check point untuk mengukur kesiapan keamanan dan teknologinya,” kata Ida via Antara.
Berita Terkait
-
Fakta-fakta QRIS Antarnegara, Bisa Dipakai Belanja di 4 Negara Ini
-
BI Luncurkan Kartu Kredit Pemerintah Domestik, Apa Fungsinya?
-
85 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional Terdaftar di BI-FAST
-
Peserta BI-Fast Bertambah 25, Transfer Uang Antar Bank Makin Murah
-
Pemerintah dan BI Luncurkan Kartu Kredit Pemerintah dan QRIS Antarnegara
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!