Suara.com - Pemerintah Indonesia meminta dukungan para pemimpin global agar Indonesia bisa memimpin transisi menuju energi terbarukan.
Dalam Tri Hita Karana Forum Climate Road to G20 Dialogue, hari ini, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut percepatan transisi ke sistem energi terbarukan harus segera dilakukan sehingga butuh dukungan kuat secara global.
"Untuk bisa mencapai hal itu, dibutuhkan dukungan dari para pemimpin global untuk membuka modal, teknologi dan kapasitas SDM. Saat ini adalah dekade untuk bertindak, saya berharap kepemimpinan Indonesia di G20 dapat mewujudkan ini baik untuk Indonesia maupun dunia," katanya.
Luhut yang juga Co-host THK Forum mengatakan target komitmen untuk menghadapi perubahan iklim di bawah Perjanjian Paris dan Sustainable Development Goals kurang dari satu dekade lagi.
Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris di New York pada 22 April 2016, dimana Indonesia berkomitmen untuk melakukan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca dan bergerak aktif mencegah terjadinya perubahan iklim.
Indonesia melalui Nationally Determined Contribution berkomitmen untuk memitigasi perubahan iklim dengan rencana penurunan emisi hingga tahun 2030 sebesar 29 persen sampai dengan 41 persen bila dengan dukungan internasional pada 2030.
"Target kami, Indonesia, pada tahun 2030, saya pikir kami memiliki setidaknya 21 gigawatt (GW) energi terbarukan di negara ini," kata Luhut.
Namun ia juga mengingatkan bahwa untuk mendukung implementasinya, Indonesia membutuhkan industri untuk bisa didukung.
"Tapi kita perlu juga sekaligus industri untuk itu. Kami tidak ingin hanya membangun energi terbarukan dan tidak ada industri," katanya.
Baca Juga: Harga BBM Mau Naik, Menko Airlangga Hartarto Desak Kepala Daerah Kendalikan Inflasi
Luhut mengatakan Pemerintah Indonesia akan menentukan percepatan transisi energi yang bisa ikut mendukung penciptaan tenaga kerja, serta mendukung udara yang lebih bersih dan sehat.
Ia mengemukakan sejumlah langkah yang dilakukan Indonesia untuk mendorong percepatan transisi energi, mulai dari pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik, hingga B40.
Ia meyakini pada 2030, saat tenggat waktu Perjanjian Paris tiba, Indonesia akan jauh lebih baik lagi dari saat ini.
"Dalam delapan tahun, kita bisa melihat Indonesia jauh lebih baik dari hari ini. Saya berjanji Pak John," katanya seraya berjanji kepada John Kerry, Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Iklim, yang juga hadir secara fisik dalam forum tersebut.
Di sisi lain, Luhut mengungkapkan pemerintah Indonesia akan mengembangkan mekanisme pembiayaan untuk mempensiunkan bahan bakar fosil serta melembagakan pembiayaan transfer teknologi guna memastikan agar transfer teknologi dan pembiayaan bisa terus berlanjut.
"Pendanaan campuran (blended finance) menjadi platform untuk mendorong penggunaan pendanaan resmi untuk mendukung investasi swasta dan jadi clearinghouse bagi proyek investasi berkelanjutan," kata Luhut. [Antara]
Berita Terkait
-
Jejak Karbon Digital Tersembunyi di Balik Setiap Email yang Anda Kirim
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi