Suara.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan produksi minyak makan merah yang dilakukan oleh koperasi nantinya bukan asal-asalan.
Hasil produk minyak merah telah memiliki standar industri dan layak untuk diekspor.
"Jadi, bukan minyak makan dengan standar rendah karena dibuat koperasi, enggak. Tapi ini standar industri, karena ini minyak makan tentu harus aman bagi konsumen," ujarnya di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Selain itu, Teten mengemukakan, produksi minyak makan merah juga telah memenuhi standar dari Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM). Sehingga, memiliki izin edar dan higienis untuk dikonsumsi.
Sedangkan, proses pendirian pabrik minyak makan merah saat ini telah rampung 50%. Pihaknya telah menerima detail engineering design (DED) dan RAB Pabrik Minyak Merah dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN).
"BPOM juga ikut campur dalam memberi masukan kepada PPKS untuk buat DED. Jadi izin edar bisa langsung secara paralel, karena mulai dari mesin sampai ekosistem di pabrik minyak makan merah sudah sesuai dengan saran dari BPOM," katanya.
Sebelum memulai produksi minyak merah, Teten juga akan menugaskan PPKS untuk memberikan pelatihan kepada pihak-pihak yang mengoperasikan pabrik minyak makan merah.
"Nanti kita minta ada pelatihan dari PPKS bagaimana mengoperasikan mesin, mengelola pabrik. Saya sudah minta para deputi, undang para koperasi yang akan bangun pabrik ini untuk di-training dulu," kata dia.
Dari perhitungan Kemenkop UKM, setiap 10 ton minyak makan merah yang diproduksi per hari, maka akan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dua kecamatan di sekitar pabrik minyak makan merah.
Baca Juga: BSN Bakal Bikin Standarisasi Produk Minyak Makan Merah Agar Aman Dikonsumsi
Rencananya, pilot project pabrik minyak makan merah akan dilakukan di Sumatera Utara.
Saat ini, tambah Teten, saja sudah ada banyak permintaan dari restoran untuk minyak makan merah karena ini sangat bergizi, bahkan bisa dikembangkan turunannya untuk program stunting.
"Jadi ini saya kira sudah kita kerjakan dengan cepat juga. Mudah-mudahan tidak ada hambatan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo