Suara.com - Harga emas melonjak sekitar 1 persen dan perak melesat lebih dari 5 persen pada perdagangan hari Senin karena didukung pelemahan dolar.
Selain itu, para investor juga sedang menunggu data inflasi utama untuk isyarat pada laju kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.
Mengutip CNBC, Selasa (13/9/2022) hrga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD1.728,57 per ounce setelah melesat ke level tertinggi sejak 30 Agustus di USD1.734,99.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melambung 7 persen menjadi USD1.740,6 per ounce.
"Pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi, yang mendukung euro dan menekan dolar dan sebagian bertanggung jawab atas penguatan di pasar emas," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Indeks Dolar (Indeks DXY) mundur, membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Investor bersiap untuk pembacaan Indeks Harga Konsumen AS hari Selasa yang kemungkinan akan menunjukkan harga Agustus naik pada kecepatan 8,1 persen sepanjang tahun, dibandingkan angka 8,5 persen untuk Juli.
"Kita mungkin melihat posisi trader untuk laporan inflasi Amerika yang menguntungkan besok, yang dapat memberikan dorongan lebih besar lagi jika kita melihat pelemahan lebih lanjut," kata Craig Erlam, analis OANDA.
Emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai inflasi, tetapi kenaikan suku bunga diterjemahkan menjadi opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang logam kuning, yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Pasangan Asal Inggris Ini Temukan Emas Senilai 4,2M di Bawah Rumah
Pergerakan emas tampaknya dibayangi oleh perak, yang biasanya mengikuti bullion tetapi juga dapat dipengaruhi oleh isyarat ekonomi mengingat kegunaan industrinya.
Sementara itu harga perak di pasar spot meroket lebih dari 5 persen ke level tertinggi sejak 17 Agustus di USD19,80 per ounce.
Sedangkan paladium melejit 3,7 persen menjadi USD2.253,55 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 12 Agustus, dan platinum melesat 2,5 persen menjadi USD903,16.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina