Suara.com - Harga sejumlah logam mulia kompak berguguran pada perdagangan hari Selasa, setelah kenaikan tak terduga pada inflasi Amerika Serikat (AS) yang memperkuat spekulasi untuk kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve.
Mengutip CNBC, Rabu (14/9/2022) harga emas di pasar spot anjlok 1,2 persen menjadi USD1.703,80 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 1,3 persen lebih rendah menjadi USD1.717,40 per ounce.
"Emas bergerak lebih rendah didorong data IHK yang lebih tinggi dari perkiraan, dengan 75 basis poin sekarang pasti dikonfirmasi. Dolar melonjak dan mungkin terus menekan emas," kata Tai Wong, trader senior di Heraeus Precious Metals, New York.
Tai Wong memperkirakan harga emas kemungkinan akan bertahan di kisaran USD1.690-1.700 dalam jangka pendek dengan USD tidak mungkin mencapai level tertinggi baru kecuali ada keputusan The Fed yang sangat hawkish minggu depan.
"Kemungkinan mereka akan menunggu dan melihat pertemuan setelah itu pada November," kata dia.
Indeks harga konsumen (IHK) bulanan AS secara tak terduga naik 0,1 persen pada Agustus karena penurunan harga bensin diimbangi oleh kenaikan biaya sewa dan makanan, sehingga menjadi naik 8,3 persen secara tahunan.
Indeks Dolar (Indeks DXY) melesat 1,3 persen, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Hambatan yang datang sekarang berasal dari kekuatan dolar dan imbal hasil akan menciptakan beberapa tantangan short challenge sekali lagi," kata Ole Hansen, analis Saxo Bank.
Pasar sekarang melihat peluang 81 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin Fed pada pertemuan 20-21 September The Fed.
Baca Juga: Naik Rp 3.000, Harga Emas Antam Hari Ini Jadi Rp 950.000/Gram
Meski emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga AS meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning.
Sementara itu harga perak di pasar spot menyusut 1,4 persen menjadi USD19,51 per ounce, setelah mencatat persentase kenaikan satu hari terbesar sejak Februari 2021 pada sesi Senin.
Sedangkan harga platinum di pasar spot anjlok 2,1 persen menjadi USD887,94 per ounce, sementara paladium terperosok 6,4 persen menjadi USD2.120,16.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Produsen Indomie Kantongi Penjualan Rp90 Triliun
-
OJK Bongkar Maraknya Penipuan Digital, Banyak Pelaku Masih Berusia Muda
-
Bank Mega Syariah Catat Dana Kelolaan Wealth Management Tembus Rp 125 Miliar
-
Pertamina Tindak Lanjuti Keluhan Konsumen, Lemigas Beberkan Hasil Uji Pertalite di Jawa Timur
-
Naik Tips, OCBC Nisp Catat Laba Rp3,82 Triliun