Suara.com - Harga emas kembali anjlok 1 persen pada perdagangan hari Selasa karena dolar dan imbal hasil US Treasury menguat.
Sementara investor menyesuaikan posisi menjelang kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve yang diperkirakan secara luas, pekan ini.
Mengutip CNBC, Rabu (21/9/2022) harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD1.664,19 per ounce, bertahan di dekat level terendah 29-bulan minggu lalu.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,4 persen lebih rendah menjadi USD1.671,10 per ounce.
"Emas tidak dapat menghilangkan salah satu dari kekhawatiran pengetatan Fed yang agresif ini imbal hasil terus meroket, yang secara konsisten memberi tekanan pada emas," kata Edward Moya, analis OANDA.
The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan dua hari, Rabu.
Bank sentral lainnya juga diperkirakan tetap melakukan pengetatan kebijakan moneter dalam menghadapi lonjakan inflasi. Swedia menaikkan suku bunga dengan persentase poin penuh, Selasa. Inggris, Norwegia, Swiss dan Jepang juga menggelar pertemuan kebijakan moneter minggu ini.
"Kenaikan 100 bps kemungkinan akan menekan harga emas lebih rendah, sedangkan 75 bps yang diantisipasi secara luas dapat melihat beberapa aktivitas short-covering di tengah reli bantuan," kata Standard Chartered.
Suku bunga yang tinggi biasanya meredupkan daya tarik emas karena diterjemahkan ke peningkatan opportunity cost memegang aset, yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Harga Emas Menunjukkan Tren Positif
Sementara Indeks Dolar (Indeks DXY) bertahan di dekat level tertinggi dua dekade, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil US Treasury dua tahun mencapai level tertinggi hampir 15 tahun.
Namun, "ketika ketakutan resesi global benar-benar menjadi titik fokus pasar karena semua orang menjadi lebih agresif dengan siklus pengetatan mereka, saat itulah emas akan memiliki peluang," kata Moya.
Sementara itu logam mulia lainnya, harga perak di pasar spot tergelincir 2,2 persen menjadi USD19,17 per ounce, platinum naik 0,1 persen menjadi USD918,55 dan paladium anjlok 3,6 persen menjadi USD2.145,44.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Usai Resmikan InfraNexia, Telkom (TLKM) Siapkan Entitas B2B ICT Baru