Suara.com - Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Selain sebagai komoditas penghasil devisa terbesar, kontribusinya pada perekonomian nasional relatif sangat besar dan luas.
"Mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan rakyat, pengembangan wilayah, alih teknologi, aliran masuk investasi hingga kontribusinya sebagai salah satu kekuatan andalan dalam penerimaan pendapatan pemerintah daerah dan pusat," kata H. Johan Rosihan, S.T, Anggota Komisi 4 DPR RI.
Hal itu disampaikanya saat tampil sebagai Keynote Speaker (Pembicara Kunci) pada acara Bimbingan Teknis dan Expo Sawit Baik 2022 di Sumbawa Besar, 18 September 2022. Acara itu dilaksanakan oleh Jaringan Indonesia Muda (JIM) selaku penyelenggara bersama Komisi IV DPR RI dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Rosihan menjelaskan kesinambungan produksi kelapa sawit Indonesia sangat menjanjikan. Sejak tahun 2006, Indonesia telah menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, yang memiliki peranan penting dalam memasok dan memenuhi permintaan minyak nabati di tingkat global.
Permintaan kelapa sawit global terus meningkat walaupun dalam kondisi adanya kampanye negatif terhadap produk minyak sawit atau CPO maupun produk-produk turunannya. Dari sisi penawaran, ketersediaan lahan, tenaga kerja dan teknologi budi daya juga sangat mendukung.
Dia menjelaskan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit melalui industri pengolahan turunan kelapa sawit, baik dilihat dari sisi permintaan pasar maupun penawarannya. Kelapa sawit sendiri menyandang status sebagai tanaman penghasil minyak nabati tertinggi.
Per hektar lahan kebunnya mampu memproduksi lebih banyak minyak dibandingkan minyak nabati lain. Oleh karena itu, industri kelapa sawit memenuhi kriteria sebagai industri unggulan yang pantas untuk dikembangkan lebih luas lagi, dari mulai hulu hingga ke hilir.
Apalagi kelapa sawit mempunyai kemampuan menghasilkan minyak nabati yang banyak dibutuhkan oleh sektor industri pengolahan. Sifatnya yang tahan oksidasi dengan tekanan tinggi dan kemampuannya melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, serta daya melapis yang tinggi membuat minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk beragam peruntukan, diantaranya yaitu untuk minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar biodiesel.
Dari sisi permintaannya, di dalam negeri produk kelapa sawit selain dapat memenuhi kebutuhan pokok pangan dan non-pangan, juga menjadi produk substitusi impor untuk berbagai kebutuhan pokok.
Baca Juga: Harapan Para Bos Sawit di 100 Hari Kerja Mendag Zulkifli Hasan
Sedangkan di luar negeri, data ekspor CPO atau minyak sawit mentah, memperlihatkan kecenderungan peningkatan daya serap yang relatif tinggi, seiring dengan meningkatnya konsumsi minyak nabati dunia. Beliau mengakhiri dengan berharap kegiatan ini bisa jadi diskursus kebijakan sawit nasional.
Ketua Umum Asosiasi Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Setiyono mengatakan pada awalnya kebun kelapa sawit hanya diusahakan oleh Perusahaan. Sampai tahun 1979 luas kebun sawit rakyat sekitar 3.125 Ha, dan perkebunan besar 257.939 Ha. Kemudian, perkebunan kelapa sawit dikembangkan dengan pola kemitraan atau PIR.
Dengan keberhasilan PIR Kelapa Sawit, maka sejak krisis moneter tahun 1998, pekebun mendapatkan dampak yang sangat positif ekonomi meningkat sehingga masyarakat mulai membangun kebun secara swadaya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun