Suara.com - Meski harga minyak dunia saat ini mulai berangsur turun dari level tertingginya, tetapi kondisi ini tak membuat pemerintah langsung menurunkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri, khususnya yang bersubsidi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengemukakan, harga jual Pertalite tak mungkin turun karena jenis BBM tersebut masih disubsidi pemerintah. Menurutnya, kondisi tersebut lain cerita dengan Pertamax yang harga jualnya sudah mengikuti harga pasar minyak dunia.
"Pertalite kan JBKP (Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan) artinya nurunkan subsidi. Kalau Pertamax kan JBU (Jenis Bahan Bakar Umum), kan itu perusahaan itu sendiri yang menentukan berhubungan langsung dengan harga minyak dunia. Kalau Pertalite itu kan harganya memang subsidi," jelas Tutuka di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Hal inilah, kata dia, yang membuat pemerintah hingga saat ini belum juga menurunkan harga BBM bersubsidi meski harga minyak dunia mulai merangkak turun.
Tak hanya itu, saat ini kata Tutuka harga jual Pertalite juga masih jauh dari harga keekonomian sebenarnya, sehingga alasan ini yang membuat pemerintah juga menurunkan harga jual Pertalite ataupun Solar.
"Masih di bawah harga keekonomian kan tetap. Masih jauh dari harga keekonomian," katanya.
Sebelumnya, mengutip CNBC, Selasa (4/10/2022) minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup melonjak USD4,14 atau 5,2 persen menjadi USD83,63 per barel. Sepanjang September, WTI tercatat anjlok 12,5 persen dan kuartal ketiga merosot 24 persen.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menetap di posisi USD88,86 per barel, melonjak USD3,72, atau 4,4 persen. Brent melorot 11 persen untuk periode September dan kuartal ketiga tersungkur 22 persen.
Harga minyak tergelincir selama empat bulan berturut-turut sejak Juni, karena penguncian Covid-19 di konsumen energi utama China memukul permintaan sementara kenaikan suku bunga dan dolar AS membebani pasar keuangan global.
Baca Juga: Alasan Nicke Kembali Dipilih Jadi Dirut Pertamina: Transformasi Perusahaan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T