Suara.com - Harga minyak dunia melambung hampir USD4 per barel pada perdagangan Senin, karena OPEC Plus mempertimbangkan untuk mengurangi output lebih dari 1 juta barel per hari (bph) guna menopang harga.
Mengutip CNBC, Selasa (4/10/2022) minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup melonjak USD4,14 atau 5,2 persen menjadi USD83,63 per barel. Sepanjang September, WTI tercatat anjlok 12,5 persen dan kuartal ketiga merosot 24 persen.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menetap di posisi USD88,86 per barel, melonjak USD3,72, atau 4,4 persen. Brent melorot 11 persen untuk periode September dan kuartal ketiga tersungkur 22 persen.
Harga minyak tergelincir selama empat bulan berturut-turut sejak Juni, karena penguncian Covid-19 di konsumen energi utama China, memukul permintaan sementara kenaikan suku bunga dan dolar AS membebani pasar keuangan global.
Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC Plus, mempertimbangkan pengurangan output lebih dari 1 juta bph menjelang pertemuan Rabu.
"Sebagian besar trader memperkirakan pemotongan sekitar 50.000 bph, kata Dennis Kissler, Vice President BOK Financial.
Jika disetujui, itu akan menjadi pemotongan bulanan kedua berturut-turut setelah mengurangi output sebesar 100.000 bph bulan lalu.
"Setelah satu tahun menoleransi harga yang sangat tinggi, target yang meleset, dan pasar yang sangat ketat, aliansi ( OPEC Plus) tampaknya tidak ragu-ragu untuk bertindak cepat guna mendukung harga di tengah memburuknya prospek ekonomi," kata analis Oanda, Craig Erlam.
Stok minyak mentah Amerika diperkirakan meningkat sekitar 2 juta minggu lalu, berdasarkan jajak pendapat awal.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Rebound dari Posisi Terendahnya
Sementara persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, bertambah 730.297 barel menjadi 29,6 juta barel, menurut sumber pasar, mengutip data Genscape.
Kendati harga Brent bisa menguat dalam jangka pendek, kekhawatiran tentang resesi global kemungkinan akan membatasi sisi atasnya.
"Jika OPEC Plus memutuskan untuk memangkas output dalam waktu dekat, peningkatan yang dihasilkan dalam kapasitas cadangan OPEC Plus kemungkinan akan memberikan lebih banyak tekanan ke bawah pada harga." kata konsultan FGE.
Indeks Dolar (Indeks DXY) turun untuk hari keempat berturut-turut, Senin, setelah menyentuh level tertinggi dalam dua dekade. Dolar yang lebih murah dapat meningkatkan permintaan minyak dan mendukung harga.
Goldman Sachs meyakini pengurangan pasokan OPEC Plus dapat membantu memperbaiki eksodus besar investor minyak yang mendorong harga di bawah kinerja fundamentalnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Daftar Konglomerat Kelas Kakap yang Beli Patriot Bond, Ada Barito Hingga Djarum
-
Sah! Kementerian BUMN Berubah Jadi Badan Pengatur BUMN
-
Lowongan Kerja dan Gaji PT KAI Commuter Oktober 2025, Ada 8 Posisi Lulusan D3 dan S1
-
Kilang Minyak Dumai Kebakaran, Stok BBM Pertamina Gimana?
-
AI Jadi Kunci Efisiensi Bisnis, Produktivitas Perusahaan Bisa Naik 40 Persen
-
Uang Pensiun DPR Digugat, Berapa Nominal yang Diterima Pensiunan DPR per Bulan?
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu