Suara.com - Optimalisasi ekonomi digital dinilai akan mampu menjadi solusi untuk menekan risiko inflasi yang meroket sebagaimana yang tengah dialami sejumlah negara di dunia. Hal tersebut dikatakan oleh CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, dalam keterangan di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Johannya juga menyebut bahwa pengembangan ekonomi digital diyakini dapat membantu perkembangan ekonomi dengan lebih cepat, salah satu contohnya adalah dengan terpangkasnya rantai pasok pangan ke konsumen.
"Melalui aplikasi, para petani bisa menjajakan produk sayur mayur, buah, hingga hasil ternak langsung ke konsumen akhir," katanya, mengutip Antara.
Tidak hanya itu, masyarakat juga semakin dipermudah dengan luasnya perdagangan berbasis digital (e-commerce).
Hal itu juga didukung pula dengan berkembangnya keuangan berbasis digital (Fintech), pertumbuhan transaksi juga semakin cepat dengan penggunaan uang elektronik (E-money) dan transaksi non-tunai lebih efektif dan efisien.
Menurut Johanna, pemerintah Indonesia juga terus menunjukkan komitmen untuk melakukan reformasi struktural perekonomian Indonesia yang mendukung inovasi dan transformasi digital.
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi digital yang pesat sejak 2021 mengharuskan Indonesia untuk terus mempersiapkan diri dan beradaptasi, termasuk salah satunya memperkuat keamanan siber dan perlindungan data pribadi.
"Seperti yang kita tahu, banyak terjadi kasus serangan siber sepanjang tahun 2022, hal ini tentunya perlu menjadi perhatian ekstra bagi pemerintah," ungkapnya.
Selain itu, Johanna juga menilai perlu sosialisasi yang lebih gencar untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat. Pasalnya, literasi digital akan dapat memainkan peran kunci dalam meningkatkan keamanan publik, meningkatkan keterlibatan masyarakat, dan memperluas akses ke layanan sektor publik.
Baca Juga: Telkom Kembangkan Talenta Digital untuk Jadi Pemimpin Muda Masa Depan
"Prospek pertumbuhan ekonomi digital Indonesia masih sangat menjanjikan, namun perlu ada kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif," kata Johanna.
Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Gross Market Value (GMV) dari ekonomi digital Indonesia mencapai 70 miliar dolar AS pada 2021, dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh lantaran menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) dari ekonomi digital Indonesia sebesar 20 persen, sehingga GMV-nya akan menjadi 146 miliar dolar AS pada 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
Terkini
-
Saham-saham Emiten Erick Thohir Meroket Setelah Dilantik Jadi Menpora
-
IHSG Ditutup Tembus Level 8.025 Setelah Prabowo Reshuffle Kabinet
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Digeser Jadi Menpora, Daftar Gebrakan Erick Thohir Saat Jabat Menteri BUMN
-
Ribuan Triliun Kredit Nganggur di Bank, OJK Bilang Bagus
-
Didik Kritik Penempatan Dana Rp200 T di Bank Himbara, Menkeu Purbaya: Dia Harus Belajar Lagi Ya!
-
Bahllil Beberkan Alasan Pemerintah Tunjuk Pertamina Jadi Importir Tunggal BBM
-
Analis: Harga Emas Menuju USD4.000, Trader Perlu Cermati Peluang
-
OJK Catat Likuiditas Bank 'Banjir' Usai Guyuran Dana Rp200 Triliun dari Menkeu
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!