Suara.com - Harga minyak dunia bergerak melemah pada perdagangan hari Senin, turun setelah naik ke level tertinggi lebih dari dua bulan, di tengah galaunya China apakah akan melakukan pelonggaran atas pengetatan Covid-19.
China sendiri diketahui merupakan importir utama minyak mentah dunia.
Mengutip CNBC, Selasa (8/11/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 65 sen menjadi USD97,92 per barel. Di awal sesi, Brent melonjak ke posisi USD99,56 per barel, level tertinggi sejak 31 Agustus.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 82 sen menjadi menetap di USD91,79 per barel. Sebelumnya, WTI meningkat 74 sen ke USD93,74 per barel, tertinggi sejak 30 Agustus.
Harga naik selama sesi tersebut di tengah berita para pemimpin China sedang mempertimbangkan untuk membuka kembali ekonomi dari pembatasan ketat Covid-19 tetapi berjalan lambat dan tidak menetapkan batas waktu.
"Pasar tampaknya berpikir bahwa jika China membuka ekonominya, itu akan memperketat pasokan secara signifikan dan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Namun, membebani komoditas tersebut, pejabat kesehatan China pada akhir pekan lalu menegaskan kembali komitmen mereka terhadap langkah-langkah penahanan Covid yang ketat.
Sementara itu, impor dan ekspor China mengalami kontraksi tak terduga pada Oktober, namun impor minyak mentahnya rebound ke level tertinggi sejak Mei.
Menambahkan beberapa dukungan harga, dolar AS merosot terhadap euro, Senin, dan poundsterling didukung sentimen risk-on dan reli di pasar saham Eropa. Melemahnya dolar membuat minyak dalam denominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, membantu mendorong harga lebih tinggi.
Baca Juga: The Fed Penuh Ketidakpastian, Harga Minyak Dunia Meroket Hampir 5 Persen
Harga minyak juga didukung oleh ekspektasi pasokan yang lebih ketat ketika embargo Uni Eropa terhadap ekspor minyak mentah Rusia dimulai pada 5 Desember, meski kilang di seluruh dunia meningkatkan produksi.
"Bagi banyak orang, sepertinya akan ada perebutan barel pada Desember, khususnya di zona euro," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Penyulingan minyak Amerika pada kuartal ini akan menjalankan pabrik mereka di tingkat yang sangat tinggi, mendekati atau di atas 90 persen dari kapasitas. Sementara itu, penyulingan swasta terbesar China, Zhejiang Petroleum and Chemical Co (ZPC), meningkatkan produksi minyak solar.
Kuwait Integrated Petroleum Industries Co (KIPIC), Minggu, mengatakan fase pertama dari kilang Al Zour memulai operasi komersial, kantor berita KUNA melaporkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru