Suara.com - Pernahkah kamu memperhatikan, di mana ada Indomaret, di dekat sana juga selalu ada Alfamart, atau sebaliknya?
Banyak orang heran dengan fenomena ini. Kedua minimarket ini sama-sama menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari. Layanan tambahan yang diberikan pun tak jauh berbeda, yaitu melayani jasa transfer e-commerce, beli token listrik dan pulsa, hingga perantara jasa pengiriman.
Nah, logikanya, kalau keduanya sama-sama menyediakan produk dan jasa yang sama, bukankah mereka seharusnya adalah rival? Tapi, kenapa selalu dibangun berdekatan?
Sering kali terjadi, kalau di satu tempat sudah ada gerai yang satu, tak lama gerai yang lain juga akan buka dalam jarak hanya beberapa ratus meter dari sana. Bahkan, tak jarang bersebelahan atau berseberangan.
Ternyata, ada alasan di balik keputusan yang dianggap aneh oleh banyak orang awam ini. Mengutip Instagram @bisnismillenial, Jumat (18/11/2022), inilah alasan mengapa Indomaret dan Alfamart selalu berdampingan.
1. Adu Keunggulan
Jarak yang berdekatan ini tujuannya adalah untuk adu keunggulan. Bagi para ibu-ibu yang merupakan target pasar utama mereka, perbedaan harga sekecil apapun akan sangat diperhatikan. Begitu pula kalau ada promo atau diskon.
Nah, lokasi yang berdekatan membuat kedua brand ini mengadu kekuatan dan keunggulan untuk menjaring konsumen lewat persaingan yang cukup sengit.
2. Ekspansi Pasar
Baca Juga: Nyusahin Pembeli Masuk, Pemilik Hajatan Pasang Tenda di Halaman Minimarket
Keduanya menggunakan teori lokasi industri yang disebut Hotelling Theory. Teori ini menjelaskan dua persamaan jenis ekonomi yang saling berdekatan dengan tujuan untuk menguasai pasar seluas-luasnya.
Teori ini memfokuskan pada pemilihan lokasi, yang mana hal tersebut dipengaruhi oleh dua faktor: lokasi produsen lain dan perilaku konsumen untuk dicari titik keseimbangan atau equilibrium, dimana dia bisa merebut pasar dari kompetitor yang lebih dulu ada di lokasi tersebut. Ketika persentase keuntungan sudah 50:50, maka selanjutnya tinggal bagaimana konsumen memilih akan membeli produk yang mana.
3. Hemat Biaya Riset
Setiap kalikita akan membangun bisnis, diperlukan riset mendalam, terutama untuk memastikan apakah potensi pasar di sana bagus dan lolos uji kelayakan bisnis.
Ketika bisnis yang sama sudah berdiri di satu lokasi dan survive, maka bisa dipastikan bahwa potensi pasarnya bagus. Dengan begitu, si rival tak perlu lagi melakukan riset mendalam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Prediksi IHSG Hari Ini di Tengah Pelemahan Bursa Asia Imbas Tekanan Tarif Trump
-
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun per Hari, Begini Kata Menteri Keuangan
-
Berapa Gaji Pejabat BGN yang Urusi MBG? Ini Penjelasannya
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!