Suara.com - Tren shoppertainment atau teknik berjualan daring yang dibalut dengan hiburan, diklaim masih efektif gaet pembeli di Indonesia saat ancaman resesi ekonomi 2023.
"Justru di tengah resesi orang-orang butuh hiburan, mereka akan memutuskan untuk menjauhi toko-toko. Ini yang membuat shoppertaintment masih tetap akan jadi tren," kata Penasihat Indonesia E-Commerce Association (idEA) Ignatius Untung.
Tren berjualan secara daring dengan sistem shoppertaintment saat ini di Indonesia semakin marak terutama semenjak pandemi COVID-19.
Hal itu juga tercermin dalam laporan berjudul "Shopperainment: APAC's Trillion-Dollar Opportunity" dari Boston Consulting Group (BCG) serta TikTok.
Tren ini juga turut membantu pertumbuhan bisnis sebuah jenama hingga 63 persen di Indonesia dan dua negara Asia lainnya yakni Jepang serta Korea Selatan.
Laporan tersebut mengatakan, tren shoppertainment menjadi relevan saat ini karena bisa menyentuh hubungan fungsional dan emosional.
Sehingga, pelanggan dan jenama bisa memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan dengan skema penjualan dan pembelian di masa sebelum pandemi.
Penyebabnya tidak lain karena shoppertainment tidak menjual produk-produk secara langsung dan justru memberikan hiburan ataupun edukasi baru bagi pelanggan.
Dampaknya, pelanggan secara alami tertarik pada produk terkait berkat konten hiburan maupun edukasi itu.
Baca Juga: 8 Artis Punya Bisnis Perhiasan, Koleksinya Wow dengan Harga yang Tinggi
Dulu, shoppertainment dilakukan di media sosial, namun dengan berkembangnya teknologi kini platform e-commerce pun sudah mulai mengadopsinya.
Strategi bisnis ini diperkirakan masih akan bertahan di tengah potensi resesi terutama karena secara sadar orang-orang menghindari pengeluaran yang tidak diperlukan.
Salah satu cara adalah dengan masyarakat secara sengaja menghindari lokasi-lokasi seperti toko-toko fisik untuk menekan biaya konsumsi.
"Nah kondisi ini menjadi sebuah opportunity bagi pelaku UMKM karena bisa berjualan di tempat yang tidak dihindari seperti media sosial," ungkap Untung.
Berita Terkait
-
Bisnis Air Minum Galon Terlalu Untungkan Pengusaha dan Rugikan Masyarakat
-
Tahun Kebangkrutan Perusahaan Startup, Unicorn atau Decacorn hanya Klaim di Atas Kertas
-
Dituding Mulai Tak Laku, Rumah Makan Milik Syahrini Direview Sadis Oleh Netizen: All You Can Eat Teraneh
-
Kampung Halaman Diguncang Gempa, Lesti Kejora Sampaikan Doa untuk Korban: Mohon Pertolonganmu Ya Allah
-
8 Artis Punya Bisnis Perhiasan, Koleksinya Wow dengan Harga yang Tinggi
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar