Suara.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, menerima kunjungan Direktur Bidang Ketenagakerjaan dan Ekonomi Kementerian Sekretariat Swiss, Boris Zurcher dalam rangka membahas peningkatan kerja sama Jateng dengan pemerintah Swiss.
Dalam pertemuan yang dilakukan di kantornya itu, Ganjar menawarkan sejumlah potensi kerja sama disamping kerja sama yang telah berjalan, seperti potensi investasi di berbagai sektor dan juga destinasi pariwisata di Jateng.
"Pertemuan ini untuk meningkatkan kerja sama dan beberapa kerja sama sudah dilakukan, satu terkait dengan pelatihan, capacity building, beberapa diantaranya bekerja sama dengan Kadin Jawa Tengah," ujar Ganjar usai pertemuan di Ruang Rapat Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang.
Ganjar menjelaskan, Swiss adalah negara di posisi ke-7 dengan realisasi investasi di Jateng terbesar yang pada tahun 2022 mencapai 50.285,80 USD. Maka, iklim kerja sama yang telah terjalin harus dijaga dan ditingkatkan agar hubungan keduanya tetap lancar.
Oleh sebab itu, Ganjar menyebutkan pihaknya masih terus menggali sejumlah potensi investasi yang ada. Diantaranya, kerja sama perdagangan karbon yang disampaikan Ganjar kepada delegasi Swiss, mengingat potensi mangove dan hutan di Jateng yang memadai.
Diharapkan, bertambahnya kerja sama yang terjalin antara Jateng dan Swiss akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, bahkan nasional.
"Kemudian tadi menarik bagaimana perdagangan karbon. Karbon trade ini menjadi suatu isu yang cukup menarik. Jawa Tengah punya potensi itu dan mangrove kita buat, hutan kita jaga, sebenarnya juga bisa kita perdagangkan di sana," jelas Ganjar.
"Swiss selalu bicara dengan teknologi yang tinggi dan kualitas yang sangat tinggi. Maka kalau kerja sama ini bisa kita tindak lanjuti, maka kita akan mendapat keuntungan yang besar," sambung Ganjar.
Sementara itu, Boris yang mewakili rombongan delegasi Swiss mengatakan, sebelumnya pemerintah Swiss dan Indonesia telah menjalin kerja sama yang panjang dan berlangsung dengan baik hingga saat ini.
Baca Juga: Kemesraan Puan dan Ganjar Diragukan karena Tak Semobil saat Munas HIPMI, Bambang Pacul Bereaksi
Agar tujuan kerja sama dapat ditingkatkan dan juga pihak yang bekerja sama saling menguntungkan, maka, lanjut Boris, pemerintah Swiss akan terus melanjutkan kerja sama tersebut, khususnya dengan Provinsi Jateng.
"Kita sudah ada kerja sama yang baik dengan pemerintah pusat dengan Indonesia, dan kita sudah ada beberapa projek berlangsung di Jawa Tengah. Kita akan melanjutkan yang sudah ada dan memperdalam kerja sama yang sudah ada dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini," kata Boris.
Tak hanya itu, Boris menyebutkan kerja sama Swiss dengan Jateng adalah kerja sama yang bersifat jangka panjang. Pasalnya, pemerintah Swiss dan Indonesia telah menyepakati perjanjian perdagangan bebas antar kedua negara. Sehingga peningkatan kerja sama keduanya akan lancar dan mudah.
"Kita memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia dan Pak Gubernur tadi menunjukkan tabel penanaman modal asing yang ada di Jawa Tengah. Kami di sini untuk jangka panjang, kita tidak untuk eternitas atau selamanya, tapi kita di sini untuk jangka panjang dan akan bahu membahu dengan Jawa Tengah," tutur Boris.
Terakhir, Boris juga mengapresiasi iklim bisnis Jateng dibawah kepemimpinan Ganjar yang kian kondusif dengan adanya program pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang efektif dan juga ramah investor.
Sebagai informasi, realisasi investasi perusahaan Swiss di Jawa Tengah sejak tahun 2016 hingga 2022 kuartal ketiga mencakup sejumlah sektor, antara lain Nestle Indonesia di Batang (90.413 USD), OMYA Indonesia di Rembang (6.551 USD), Aquafarm Nusantara di Semarang (3.561 USD) dan masih banyak lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Low Tuck Kwong hingga Bos BRI: Deretan CEO yang Tangguh Hadapi Guncangan Ekonomi 3 Tahun Terakhir
-
Purbaya Tolak Permintaan Rosan soal Dihapusnya Tagihan Pajak BUMN Sebelum Jadi Danantara
-
Harga COIN Naik: Saham Diborong Investor, Bakal Terus Menguat atau Amblas?
-
Bukan Stok Habis, Kelangkaan BBM di Aceh, Sumut, Sumbar Karena Akses Distribusi
-
Biaya Pergantian Paspor Korban Banjir Sumatera Gratis!
-
Siap-siap! Bahlil Bakal Beri Sanksi Perusahaan Tambang Jika Terbukti Pemicu Bencana
-
Top CEO Indonesia Award 2025 Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Tangguh di Era Transformasi
-
Harga Minyak Dunia Susut Imbas Perundingan Moscow Gagal
-
Saham INET Meroket Hingga Suspend, Efek Ekspansi Jumbo dan Proyek Bisnis Baru?
-
Cadangan Devisa Indonesia Melonjak per November, Tembus Rp 2.500 Triliun