Suara.com - PT Mizuho Leasing Indonesia Tbk (VRNA) optimis bisnis sektor pembiayaan kendaraan akan meningkat di tahun 2023. Meski, pada tahun 2023 ada ancaman resesi yang berdampak pada sektor usaha.
Direktur VRNA, Andi Harjono menyebut, perseroan telah memiliki strategi untuk hadapi ancaman resesi itu. Salah satunya, dengan membuat produk-produk untuk menarik nasabah.
Perseroan juga tidak akan menaikkan suku bunga pembiayaan, meski suku bunga acuan terus mengalami kenaikan.
"Kita tidak hanya dengan mudah menaikan suku bunga pembiayaan, karena itu akan membebani konsumen kita, tapi kita juga mempertimbangkan ada income yang bisa kita dapatkan dengan memberikan nilai tambah ke konsumen, melalui produk baru dan layanan lebih baik dengan teknologi lebih advance," ujarnya dalam paparan publik di Menara Astra, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Selain itu, Andi menyebut, perseroan juga mengandalkan teknologi untuk operasional layanan. Hal ini dilakukan agar operasional lebih efisien. Misalnya, menghadirkan sarana pembayaran kredit pembiayaan nasabah lewat e-commerce atau minimarket.
"Jadi strategi tahun depan kita tidak melakukan pembiayaan secara agresif, tetapi kita konservatif melihat situasi, kita lebih ke pruden, kita melihat kondisi ini kalau kita rem ya rem kalau gas ya gas," ucap dia.
Pada tahun depan, Andi menuturkan, perseroan juga berencana untuk membuka setidaknya lima kantor cabang baru dengan masuk ke pasar Sumatera dan Kalimantan.
"Kebutuhan dana untuk pembukaan cabang, ini sudah bisa tekan paling Rp1 milar, jadi kita akan buka 3-6 cabang mungkin Rp3-6 miliar, dan ini memang dengan strategi yang berbeda dan penggunaan teknologi," imbuh dia.
Di sisi lain, Andi menyatakan, kinerja keuangan hingga kuartal III tahun 2022 juga cukup baik di mana mencatatkan laba bersih Rp66 miliar atau naik drastis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp24 miliar.
Baca Juga: Resesi Mengancam, Emiten Buah dan Sayuran Optimis Raih Pendapatan 40% Tahun Ini
"Laba kenapa naik pandemi 2020, saat itu kita rem, karena kondisi belum kondusif, kemudian 2021 kita masih wait and see apa yang terjadi, kemudian 2022 kita mulai yakin dengan kebijakan pemerintah yang dinamis dan mendukung industri, kita mulai melihat pasar, sehingga hasilnya di tahun 2022 ini, profit perusahaan meningkat cukup baik," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Berapa Gaji Driver Shopee Food: Pendapatan Harian dan Sistem Insentif Poin
-
Konsumsi Rumah Tangga Lesu, Ekonomi Indonesia Diramal Tertekan di 2026
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Naik Tipis Jadi Rp 2.407.000 per Gram
-
Rupiah Lemah Pagi Ini di Level Rp 16.665 per USD
-
Dipantau Teknologi, PLMTG Kupang dan BMPP Nusantara 2 Dijamin Tak Alami Gangguan
-
Jelang Tutup Tahun! Asing Mulai Kempit Saham Grup Astra, Transaksi Ratusan Miliar
-
IHSG Bergerak Positif di level 8.600 pada Jumat Pagi, Gimana Proyeksinya?
-
AGTI : Pemerintah Melalui Menkeu Purbaya Tunjukan Komitmen Kelancaran Bahan Baku Tekstil
-
Permentan 33/2025 Perketat Sertifikasi ISPO, Perlindungan Pekerja Jadi Ukuran Utama
-
Harga Bitcoin Mulai Naik Lagi, Apa Pemicunya?