Suara.com - Malaysia kini tengah mempertimbangkan untuk menghentikan ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak sawit dan produk turunannya ke Eropa. Negeri Jiran mengajak Indonesia, yang juga eksportir sawit ke Eropa, untuk melakukan hal serupa. Alasannya, Uni Eropa baru saja meneken undang-undang baru yang mengatur penjualan produk perkebunan dengan lebih ketat. Sawit dan produk turunannya masuk karena komoditas ini dipandang sebagai penyebab utama deforestasi di kawasan Asia Tenggara.
Mengutip Antara, Menteri Komoditas Fadillah Yusof mengatakan Malaysia dan Indonesia akan membahas undang-undang baru yang menyebutkan bahwa impor kelapa sawit dilarang di Uni Eropa, kecuali para importir bisa membuktikan bahwa produk-produk tersebut dalam proses produksinya tidak merusak hutan.
Indonesia dan Malaysia sebagai penghasil kelapa sawit utama untuk negara-negara Uni Eropa memprotes kebijakan tersebut. Padahal kedua negara ini telah membuat standar sertifikasi keberlanjutan wajib untuk semua perkebunan kelapa sawit.
Fadillah menegaskan Malaysia akan melawan kebijakan ini, termasuk dengan melibatkan para ahli apabila dibutuhkan. Jika tidak berhasil, ekspor ke negara-negara Uni Eropa akan dihentikan. Malaysia hanya akan fokus ke negara-negara lain dengan kebijakan yang tidak berbelit-belit.
Fadillah juga mengajak anggota Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) bekerja sama menentang undang-undang tersebut, yang hanya menjadi tudingan tidak berdasar dalam pengelolaan lingkungan.
Menanggapi hal ini, Duta Besar Uni Eropa untuk Malaysia, Michalis Rokas, mengatakan pihaknya tidak melarang impor minyak sawit dari negara tersebut ke negaranya. Undang-undang deforestasi tidak dimaksudkan untuk menciptakan hambatan aktivitas ekspor Malaysia.
Namun, undang-undang tersebut memang bertujuan untuk memastikan bahwa produksi komoditas tertentu tidak mendorong deforestasi dan degradasi hutan.
Peraturan yang sama juga berlaku di internal negara-negara Uni Eropa. Kendati demikian, Rokas tak menampik bahwa permintaan sawit ke Uni Eropa akan menurun dalam sepuluh tahun terakhir.
Meskipun saat ini Uni Eropa adalah konsumen sawit terbesar ketiga di dunia. Menurut data Dewan Minyak Sawit Malaysia, Uni Eropa menyumbang 9,4 persen ekspor minyak sawit dari Malaysia atau sekitar 1,47 juta ton pada 2022. Angka ini turun sekitar sepuluh persen dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Fadia Alami Cedera Ligamen Pergelangan Kaki di Semifinal Malaysia Open 2023
Di Indonesia, industri kelapa sawit menjadi penyumbang devisa negara terbesar. Angkanya mencapai 25,60 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp358 triliun.
Dengan besar devisa itu, industri sawit juga telah membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 21,70 miliar dolar.Kelapa sawit bahkan jadi penyumbang devisa negara terbesar dalam 20 tahun.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Hasil Malaysia Open 2023: Tekuk Wakil Korsel, Fajar/Rian Maju ke Final
-
Hasil Semifinal Malaysia Open 2023: Fajar/Rian Menang, Ranking 1 Dunia Semua Sektor ke Final
-
Tak Mampu Lanjutkan Pertandingan, Fadia Alami Cedera Ligamen Pergelangan Kaki Kanan
-
Fadia Cedera, Apriyani/Fadia Gagal ke Final Malaysia Open 2023
-
Fadia Alami Cedera Ligamen Pergelangan Kaki di Semifinal Malaysia Open 2023
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Jenis-jenis Kredit Rumah Bank BTN: Syarat, Subsidi dan Simulasi Pembayaran
-
Lembaga Pemeriksa Halal LPPOM Raih Penghargaan Bergengsi GIFA Championship 2025
-
Mengapa Milenial Lebih Suka Rumah Industrial Minimalis daripada Rumah Mewah?
-
Terpopuler Bisnis: Gebrakan Menkeu Bikin Bank Himbara Jadi Idola, Harga Saham Meroket!
-
Harga Emas Antam dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini Naik!
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim