Suara.com - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memasuki 10 tahun pelaksanaannya, bisa dikatakan program ini sudah berjalan on the right track dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
Sementara itu, ditengah kondisi ekonomi global yang penuh tekanan ke depan, posisi kehadiran Program JKN pun tak luput dari tantangan dan tuntutan.
Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Abdul Kadir mengatakan dalam 10 tahun perjalanan JKN, pihaknya melakukan evaluasi yang dirasa masih memiliki banyak kekurangan.
“Kita bangga dengan adanya BPJS Kesehatan, tidak ada satu negara pun di dunia yang memiliki peserta asuransi kesehatan terbesar seperti di Indonesia yang memiliki peserta hampir 248 juta lebih atau mencakup 93% dari penduduk Indonesia,” ucap Abdul Kadir dalam Diskusi Publik dengan tema “Outlook JKN : Satu Dekade Jaminan Kesehatan Nasional di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Ia menuturkan dalam perjalanannya tentu banyak kekurangan namun bukan berarti pihaknya akan berhenti tetapi akan terus melalukan perbaikan untuk memuaskan masyarakat.
“Ke depan tentunya masih banyak tantangan dalam menjalankan BPJS kesehatan salah satunya tantangan bagaimana kita mengawal dengan baik dana sosial kesehatan bisa kita pertahankan,” ucapnya.
Tantangan selanjutnya adalah mengenai mutu layanan kesehatan yang masih sering dikeluhkan masyarakat, lalu soal akses layanan dimana fasilitas kesehatan di Indonesia diakuinya belum merata.
“Karena belum merata itu menyebabkan akses layanan kesehatan kita belum bisa dimaksimalkan oleh seluruh peserta BPJS Kesehatan. Oleh karena itu ke depan kita harapkan kita memberikan dukungan penuh kepada Kementerian Kesehatan dengan transformasi sistem kesehatan 6 pilar itu kita harapkan nantinya jika ada orang yang sakit jantung di Papua misalnya tidak lagi meninggal akibat keterbatasan, kita harapkan layanan jantung ada dimana-mana termasuk layanan kanker, radioterapi, gagal ginjal dan semua bisa dimanfaatkan masyarakat dengan baik,” papar Abdul.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof DR Ali Ghufron Mukti, menuturkan sepanjang satu dekade perjalanan program JKN telah berkembang menjadi sangat strategis, memiliki kontribusi besar dan mampu membuka akses kesehatan melalui perlindungan finansial bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan.
Baca Juga: Luna Maya Mau Buka Usaha Baru, Ini Besaran Gaji untuk Pegawainya, bisa Daftar Nih!
“Selama satu dekade cakupan BPJS telah meningkat secara tajam, seain itu banyak negara sangat tertarik kepada BPJS sebagai sebuah program gotong royong yang langsung dirasakan secara satu skema dan terintegrasi,” terangnya.
Ia menjelaskan di tahun 2024, BPJS ditargetkan mencakup 98% penduduk Indonesia yang mana hal tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah.
“Oleh karena itu, kita berkeinginan semua pemangku kepentingan bekerja bersama-sama dan presiden di tahun 2022 pertama kali di bulan pertama instruksinya adalah untuk optimalisasi program JKN dengan kerja sama kurang lebih 30an Kementrian lembaga,”
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menambahkan BPJS berawal dari keinginan negara yang ingin terlibat di semua masalah kesehatan rakyat.
“Kita melihat bahwa rencana dari BPJS Kesehatan relatif berjalan lebih progresif, apa yang ingin dikerjakan tidak terlepas dari ekosistem diluarnya seperti soal ke persediaan, layanan dan pembiayaan, 3 itu dari waktu ke waktu tidak akan lepas dari isu itu,” imbuhnya.
“Semua harus dicari titik temu, di kepesertaan bagaimana datanya bisa ketemu, antara dukcapil dan kemensos, penting untuk sama-sama dituntaskan, mudah-mudah-mudahan soal data bukan hanya data yang benar tapi yang betul-betul menyasar orang yang membutuhkan,” tambah Emanuel.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Usaha yang Cepat Balik Modal dan Tidak Musiman, Sudah Coba?
-
5 Artis Tajir Berobat Pakai BPJS, Ada yang Sakit Ginjal dan Diabetes
-
Pandai Merawat Diri, Intip 10 Potret Maia Estianty yang Awet Muda di Usia 47 Tahun
-
Bisnis Kuliner Rizky Billar Gulung Tikar, Warganet Nyinyir
-
Gokil! Tio Pakusadewo Ngaku Punya Bisnis Ganja di Amerika Serikat, Duitnya Kenceng Pula
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya