Suara.com - Anak-anak muda yang tergabung dalam Papua Youth Creative Hub (PYCH) menghadirkan mesin pengolah sagu bagi petani tebu di lahan sagu Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.
Koordinator Bidang Pertanian Sagu sekaligus Sekretaris PMI Jayapura Vitha Faidiban menyatakan sekarang ada modernisasi cara pengolahan sagu. Pihaknya sudah menggunakan mesin besar yang dapat mengolah sagu dengan hasil yang maksimal di lahan sekitar 100 hektare. Dengan mesin itu, pihaknya bisa memproduksi 20-25 karung berisi 30 kg untuk satu pohon sagu.
"Awalnya kami masih mengolah sagu secara tradisional dan menghasilkan produksi hanya lima sampai enam karung untuk satu pohon. Satu karung berisi 30 kg. Namun, dengan menggunakan mesin ini, kami mampu bisa memproduksi 20-25 karung berisi 30 kg untuk satu pohon sagu. Di lahan ini, ada enam jenis pohon sagu, salah satunya pohon rondo," ungkapnya setelah mencoba mesin pengolah sagu.
Vitha mengatakan pengolahannya mulai dari penebangan pohon, pemarutan, hingga pemisahan ampas dengan sagu. Dia menjelaskan awalnya petani sagu mengolah ini secara tradisional. Alat yang digunakan sangat sederhana seperti kapak.
"Kemudian, ada proses pangkur, tokok sampai menghasilkan bubuk sagu. Lalu, diperas lagi secara tradisional sebanyak tiga kali untuk mendapatkan pati sagu," ungkapnya.
Dengan mesin ini, pekerjaan petani sagu lebih efisien dari segi waktu dan tenaga. Jadi, tidak banyak orang yang mengerjakan. Proses pemarutan hingga pemisahan pati sagu dan ampas sangat mudah dilakukan.
"Alat ini sungguh efisien karena proses ini tak memerlukan waktu terlalu lama. Awalnya proses secara tradisional itu memerlukan waktu sekitar 1 mingguan.
Namun, dengan mesin ini, hanya diperlukan waktu 4 jam, mulai pemarutan, pemisahan ampas dan pati sagu, hingga pengendapan," jelasnya.
Sementara itu, hasil produksi sagu tersebut akan didistribusikan dan dijual ke offtaker UMKM lokal Papua yang tergabung dalam Papua Youth Creative Hub (PYCH) Store.
"Jadi, hasil dari sari pati sagu ini kami kelola menjadi tepung, kemudian jenis-jenis minuman dari papeda, makanan ringan, camilan, kue. Produk dari UMKM itu berasal dari sagu yang diproduksi oleh kami. Nah, produk jadi ini juga ada di PYCH. Bisa didapat di marketplace," ungkap Vitha.
Baca Juga: Jokowi Fasilitasi Generasi Muda Papua dengan Gedung PYCH
Dengan hadirnya PYCH, petani sagu sangat terbantu untuk menaruh hasil produksi di sana, lalu bisa dijual dan distribusikan ke offtaker yang juga binaan Papua Muda Inspiratif.
"Harapan ke depan kami akan terus berjalan dan anak muda Papua bisa terus membantu dan membina teman-teman di sini untuk bisa menaikkan produktivitas untuk dikenal lebih luas lagi," ucapnya.
Vitha mengatakan anak muda Papua yang terbagung dalam PYCH bersama petani sagu mengungkapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah membantu dan mendukung kemajuan pertanian di Papua, khususnya sagu.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jokowi yang telah mendukung kami anak muda Papua untuk terus produktif dan mengembangkan inovasi," ucapnya.
Untuk diketahui, Vitha dan pemuda Papua yang ikut mengelola lahan sagu ini merupakan bagian dari Papua Youth Creative Hub yang dibina oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah