Suara.com - Minimnya perkembangan negosiasi plafon utang (debt ceiling) Pemerintah Amerika Serikat sebesar 31,4 triliun dolar AS disebut sebagai salah satu faktor yang melemahkan nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (24/5/2023).
"Pembicaraan antara kedua partai politik terus berlanjut mengenai pencabutan plafon utang pemerintah AS sebesar 31,4 triliun dolar AS. Setiap kemajuan tampak sulit untuk dicapai dan ada sedikit tanda-tanda kesepakatan yang akan tercapai dalam waktu dekat," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi.
Selama seminggu terakhir, beberapa pejabat The Fed disebut telah memberikan pernyataan hawkish mengenai kebijakan moneter Bank Sentral AS. Sikap ini menunjukkan perhatian utama terhadap kebijakan moneter dalam denominasi dolar AS.
Sementara, Bank of England telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada awal Mei 2023.
"Angka ini kemungkinan akan memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral akan terpaksa menaikkan suku bunga lagi pada bulan Juni 2023," tambahnya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah sebesar 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.900 per dolar AS dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp14.875 per dolar AS.
Selama hari Rabu, nilai tukar rupiah bergerak antara Rp14.876 per dolar AS hingga Rp14.920 per dolar AS.
Analisis DCFX, Lukman Leong menganggap pelemahan rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini hanya bersifat sementara dan dipengaruhi oleh faktor eksternal di Amerika Serikat, yaitu kekhawatiran terkait debt ceiling.
"Rupiah melemah, tertekan oleh sentimen risk off di pasar serta penguatan dolar AS akibat kekhawatiran mengenai debt ceiling," ungkapnya, sebagaimana dikutip via Antara.
Baca Juga: Uang Rupiah Tahun Emisi 2022 Jadi Uang Baru Terbaik di Dunia
Menurutnya, kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengatasi pelemahan rupiah sudah cukup akomodatif, inflasi mendekati target, dan cadangan devisa mencatatkan surplus yang meningkat.
Dengan demikian, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal.
Berita Terkait
-
Lycie Joanna Puteri Intelegensia yang Jadi Calo Jual Tiket Coldplay Dua Kali Lipat Harga Normal, Untungnya Bisa Jutaan Rupiah dari 1 Tiket
-
Siap Jadi Janda Kaya Raya, Inara Rusli Dikontrak 1 Miliar Rupiah
-
Asyik Guru ASN PPPK Kota Sorong PBD Akan Terima Gaji 10-11 Juta Rupiah, Ketentuanya Begini
-
Mantap! Rupiah Dinobatkan jadi Uang Kertas Terbaik Dunia, Kalahkan Negara Ini
-
Uang Rupiah Tahun Emisi 2022 Jadi Uang Baru Terbaik di Dunia
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Hujan Ekstrem Diproyeksikan Hambat Pemulihan Listrik di Aceh
-
Bahlil Bicara Kapan Listrik di Aceh Bisa Normal Kembali
-
Pemerintah Bangun 2.500 Rumah Layak Huni untuk Korban Banjir Sumatera
-
Sudah di Meja Prabowo, Menaker Ungkap Kisi-kisi Besaran UMP 2026
-
Cofiring Hidroden di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas Diuji Coba, Gimana Hasilnya?
-
Modus Fake BTS: Celah Keamanan 2G Dimanfaatkan untuk Serangan Phishing
-
Pilu di Balik Bendera Putih Warga Aceh Terdampak Bencana
-
Hanya 5 Menit! Cara Menghitung Bunga Deposito Sesuai Aturan
-
Mentan Amran Lapor ke Prabowo Petani Mulai Sejahtera
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya