Suara.com - Modus kejahatan perbankan kembali berkembang di masa kini. Kekinian ada modus kejahatan bank, di mana pelaku menawarkan bunga tabungan yang tinggi kepada calon nasabah.
Selain itu, nasabah juga akan mudah membuka rekening tanpa harus perizinan ke kantor cabang bank.
Modus ini telah terjadi di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang kekinian pelakunya telah ditangkap oleh Polda Metro Jaya.
Corporate Secretary Bank BTN Ramon Armando mengatakan, perseroan juga sudah melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya pada 6 Februari 2023 lalu.
"Kami tidak menoleransi sedikitpun terhadap kegiatan yang diduga transaksi mencurigakan, bahkan orang dalam yang terlibat sudah diberhentikan," ujarnya yang dikutip, Senin (5/6/2023).
Adapun, Ramon mejelaskan, modus kejahatan perbankan itu di mana, ada sejumlah pemilik dana yang bekerja sama dengan ASW sang pelaku untuk menempatkan dana di bank dengan janji mendapatkan suku bunga sebesar 10% setiap bulannya.
Padahal, suku bunga dengan nominal tersebut tidak pernah ada di perbankan khususnya Bank BTN. Selain itu, proses pembukaan rekening juga tidak sesuai dengan ketentuan bank.
"Para pemilik dana juga tidak pernah datang ke Bank untuk membuka rekening dan tidak pernah memiliki buku tabungan maupun kartu ATM. Mereka telah beberapa kali menerima pembayaran imbal bunga dari ASW, namun kemudian pembayarannya tidak lancar dan terhenti," jelas dia.
Ramon memastikan, keamanan seluruh transaksi nasabahnya dengan menerapkan Prudential Banking dan Good Corporate Governance sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Baca Juga: BTN Gandeng Polda Metro Jaya Bongkar Kejahatan Perbankan
Dalam hal ini, dia meminta masyarakat agar tidak tergiur dengan penawaran bunga tabungan tinggi dan tidak sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Masyarakat harus sadar jika ada penawaran dengan bunga tinggi dan diluar kewajaran pasti ada yang tidak beres dengan penawaran tersebut. Jangan karena bunga tinggi, masyarakat jadi gelap mata dan tidak rasional," pungkas dia.
Berita Terkait
-
Pangkas Investasi Bodong, Masyarakat Perlu Kurangi Sifat Greedy
-
Dirut BRI: Pembinaan Pemain Muda Jadi Aspek Penting untuk Dorong Prestasi Sepak Bola Indonesia
-
BRI dan PSSI Miliki Tujuan untuk Wujudkan Mimpi Indonesia agar Dapat Bermain di Piala Dunia
-
50 Talenta Muda Indonesia Dilatih Khusus oleh Roberto Carlos, Materazzi, Abidal dan Veron
-
Roberto Carlos, Materazzi, Abidal dan Veron Latih Anak Muda Indonesia untuk Kembangkan Bakat Sepak Bola
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Cakap Digital, Bijak Finansial: Sinergi Suara.com dan Bank Jago untuk Tingkatkan Kualitas Guru
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
-
Pengusaha Logistik Catat Pengiriman Barang Besar Tumbuh Double Digit
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Siapa Pemilik Indonesia Investment Authority? Luhut Usul Dana Rp50 Triliun untuk INA
-
Ripple Labs Siapkan Dana Rp 16 Triliun untuk Borong XRP
-
OJK Catat Nilai Kerugian dari Scam Capai Rp 7 Triliun
-
Biodata dan Karier Thomas Sugiarto Oentoro, Resmi Jabat Wakil Direktur Garuda Indonesia
-
Menkeu Purbaya Beri Diskon PPN 6 Persen untuk Tiket Pesawat Domestik Kelas Ekonomi
-
Mampukah Stimulus BLT Gairahkan Ekonomi Akhir Tahun?