Suara.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mencatat bahwa pasar modal Indonesia berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp184,13 triliun selama bulan Juni 2023.
Dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK di Jakarta pada hari Selasa, Inarno mengatakan, "Pengumpulan dana di pasar modal pada bulan Juni ini tetap tinggi, mencapai Rp184,13 triliun dengan 43 emiten baru tercatat."
Ia juga mengungkapkan bahwa masih terdapat 90 rencana penawaran umum dan rencana Initial Public Offering (IPO) dari 63 perusahaan dalam pipeline (antrean).
Pasar saham Indonesia pada bulan Juni 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen month to date, mencapai level 6.661, didorong oleh saham-saham di sektor transportasi, logistik, dan keuangan.
Secara year to date, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 2,76 persen, dengan investor nonresiden mencatatkan net buy senilai Rp16,21 triliun, yang mengalami penurunan dari posisi Mei 2023 sebesar Rp18,91 triliun.
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) mencatatkan kenaikan sebesar 6,48 persen year to date, mencapai level 367,1, meskipun terjadi aliran dana keluar atau outflow dari investor nonresiden sebesar Rp637,9 miliar secara year to date.
"Investor asing masih mengalirkan dana ke pasar SBN (Surat Berharga Negara) dengan jumlah Rp17,5 triliun secara month to date hingga 27 Juni 2023," kata Inarno.
Hal tersebut mengakibatkan yield atau imbal hasil SBN menurun sebesar 1,2 basis poin (bps) di semua tenor. Secara year to date, yield SBN telah turun rata-rata sebesar 7,55 bps di semua tenor, dengan net buy investor nonresiden senilai Rp84,7 triliun.
Di industri reksa dana, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana per 26 Juni 2023 mencapai Rp511 triliun, mengalami kenaikan sebesar 1,26 persen month to date, dengan investor reksa dana mencatatkan net subscription sebesar Rp3,4 triliun.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-50 sebagai Pengembang Kawasan Industri, JIEP Cetak Pendapatan Rp202 Miliar pada 2022
"Secara year to date, NAB meningkat sebesar 1,23 persen, dan terdapat net subscription sebesar Rp0,75 triliun," tambahnya.
Berita Terkait
-
Pasar Saham Diprediksi Cerah Hari Ini
-
Presdir PT TDM Klaim Tak Beri Laporan kepada Luhut Binsar Soal Hubungannya dengan Perusahaan Tambang di Papua
-
Di Sidang Haris-Fatia, Direktur Toba Sejahtera Akui Luhut jadi Pemegang Saham Mayoritas
-
Ulang Tahun ke-50 sebagai Pengembang Kawasan Industri, JIEP Cetak Pendapatan Rp202 Miliar pada 2022
-
Usai Libur Panjang, Indeks Saham Diprediksi Bakal Terbang
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Stockbit Error Sejak Pagi, Publik Ancam Pindah Platform Hingga Lapor YLKI
-
HIPMI Soroti Dugaan Tekanan Kelompok Kepentingan di Industri Tekstil
-
Rupiah Loyo di Tengah Kuatnya Dolar AS, RUU Redenominasi Jadi Sorotan
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini di Awal Sesi, Rawan Aksi Profit Taking
-
Ratusan Eksportir Sawit Diduga Nakal, Kibuli Negara Dengan Modus Pintar
-
Ekonom Sebut Moratorium Cukai Rokok Lebih Untung Bagi Negara Dibanding Kenaikan
-
Waduh, Kesadaran Masyarakat Indonesia Melek Keuangan Syariah, Masih Kecil!
-
Bursa Kripto Domestik Siapkan Solusi untuk Transaksi Jumbo
-
Emas Antam Lompat Tinggi Lagi, Harganya Tembus Rp 2.296.000 per Gram.
-
BI Jakarta: Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis