Suara.com - Para pekerja pemula mungkin akrab dengan istilah tanggal tua, di mana menjelang pertengahan bulan, kondisi gaji mulai menipis, sehingga pengeluaran apapun harus dihemat sebisa mungkin. Bahkan, tak jarang, ketika ada kebutuhan mendadak, berutang menjadi jalan pintas yang ditempuh lantaran tak ada lagi saldo di rekening tabungan.
Ketika mengalami situasi di atas, banyak orang kemudian menyalahkan gaji mereka yang kecil, sehingga tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sejatinya, setiap orang, berapa pun gajinya, bisa terhindar dari situasi tanggal tua di atas, asalkan mau bekerja keras dan mengatur keuangan dengan disiplin.
Ya, mewujudkan kemerdekaan finansial bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, bahkan bagi kamu para pekerja pemula yang gajinya belum mencapai belasan atau puluhan juta. Syaratnya, asalkan bijak menggunakan uang sejak menerima gaji pertama, sehingga terbiasa hidup sederhana dan tidak berfoya-foya.
Lalu, bagaimana tips mencapai kemerdekaan finansial meski statusmu masih pekerja pemula? Yuk, simak tips dari Antonius Tan, Head of Sequis Digital Channel, bagaimana ia mengatur keuangan saat masih menjadi pekerja pemula, hingga kini memiliki karier cemerlang di usia muda.
1. Rutin menabung
Menerima gaji pertama tentulah sangat menyenangkan, entah yang didapat saat bekerja part time di luar jam kuliah, ataupun pekerjaan full time setelah lulus kuliah. Tapi, waspada pada dorongan konsumtif untuk menghabiskan gaji pertama.
“Bekerja dan menerima gaji pertama tentu sangat menyenangkan, tidak perlu seirit dulu, dan ingin sekali mewujudkan semua mimpi yang ditahan sejak kuliah karena keterbatasan dana. Namun demikian, saya tidak ingin terlena, karena apapun bisa terjadi saat kita berkarir. Kejadian tidak terduga itu tidak hanya berupa hal negatif, tetapi kesempatan baik juga memerlukan dana, sehingga kita harus mempersiapkan kondisi finansial dengan baik. Saya belajar memprioritaskan menabung dan memilah kebutuhan, barulah pelan-pelan mewujudkan keinginan yang tertunda seiring kenaikan gaji,” kata Antonius memberikan tipsnya.
Ya, menurut Antonius, kunci pertama dari perencanaan keuangan pribadi adalah menabung. Berapapun gaji yang kamu dapat, tetap prioritaskan menabung. Jika melakukannya secara rutin, nantinya kamu pun akan terbiasa, dan muncul rasa sayang jika menghabiskan uang dengan cepat hanya demi membeli barang yang bukan kebutuhan.
“Perhitungan yang mudah menentukan rasio tabungan, setidaknya lebih dari 20% per bulan saya sisihkan untuk menabung. Jika ternyata ada sisa dari gaji dalam bulan tersebut atau mendapatkan bonus dan THR, maka saya niatkan meningkatkan rasio tabungan lebih lagi. Jika bagi Anda rasio tersebut masih tinggi, tidak masalah dikecilkan lagi, tetapi tambahkan waktunya misalnya per hari atau per minggu. Seiring naiknya gaji dan keuangan lebih stabil, maka bisa tingkatkan rasio tabungan tersebut,” kata Antonius.
Baca Juga: Terinspirasi WeChat, Elon Musk Sulap Twitter Bisa Layani Kebutuhan Finansial
2. Mempunyai passive income
Meski kamu sedang kuliah yang dibiayai orang tua, ataupun sudah bekerja dan punya pekerjaan, tak ada salahnya untuk memikirkan cara mendapatkan pendapatan pasif (passive income).
“Pada masa saya menjadi mahasiswa atau pekerja pemula, mendapatkan passive income tidak banyak jenisnya. Biasanya ada yang menjadi asisten dosen, guru les, bekerja tambahan di malam hari, dan lainnya. Namun, pada zaman modern ini, banyak cara mendapatkan passive income, seperti membuat dan memonetisasi blog, menjadi YouTuber/influencer, menulis eBook, melakukan investasi, beli properti kemudian disewakan, dan lainnya. Jadi, tidak ada alasan untuk kita tidak bekerja giat membangun masa depan,” papar Antonius.
3. Sanggup mengelola utang
Berutang seringkali menjadi solusi untuk menyelesaikan kebutuhan pembiayaan mendadak. Namun, jika terlalu banyak utang, dapat membuat hidup tidak tenang, dan yang pasti membuat nerasa keuangan jadi kacau.
Sebaiknya, pertimbangkan dengan matang jika akan berutang, yakni apakah kamu akan mampu konsisten melunasi utang tepat waktu, apakah jika melunasi utang dapat berdampak pada kebutuhan lain, dan mampukah tidak menambah utang baru sebelum utang lama terselesaikan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai