Suara.com - Guna peningkatan kapasitas masyarakat terkait bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Training of Trainer (ToT) bagi fasilitator tingkat kabupaten wilayah I.
Kegiatan fasilitasi untuk membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana tersebut, dibuka langsung oleh Prasinta Dewi, Deputi Bidang Pencegahan BNPB.
Dalam sambutannya, Prasinta Dewi mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan fasilitator tingkat kabupaten/kota dalam melakukan pendampingan masyarakat menghadapi bencana sampai tingkat desa/kelurahan.
“Ada sebanyak 53 ribu desa dan kelurahan yang berada di daerah ancaman bencana dengan 51 juta masyarakat. Karena itu masyarakat di desa atau kelurahan adalah pelaku utama upaya penanggulangan bencana. Sekaligus menjadi kelompok pertama yang menerima dampak bencana. Serta kelompok yang merespon pertama kali jika terjadi bencana. Karena itu perlu difasilitasi guna membangun ketangguhan masyarakat desa dalam menghadapi risiko bencana,” ungkapnya ditulis Senin (28/8/2023).
Kegiatan ini lanjut Prasinta merupakan kegiatan lanjutan, setelah proses rekrutmen fasilitator. Para fasilitator merupakan warga atau masyarakat yang bertempat tinggal di kabupaten/kota yang menjadi lokasi kegiatan.
Para fasilitator akan menjadi aset yang bernilai bagi Pemerintah Daerah (Pemda) untuk bekerja bersama memperkuat ketangguhan daerah dalam menghadapi bencana sampai ke tingkat desa/kelurahan.
Saat ini Pemerintah Indonesia lewat program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP), melaksanakan kerja sama dengan Bank Dunia.
Tujuannya mendukung pembiayaan dan bantuan teknis dalam pelaksanaan proyek investasi strategis peningkatan tata kelola risiko bencana di Indonesia.
Serta mendukung kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.
Baca Juga: Masih Terbakar, Upaya Pemadaman TPA Sarimukti Masuki Hari ke-8
“Harus dipahami bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana ini, tidak hanya diperkuat di tingkat pusat tetapi juga pemerintah daerah. Proyek IDRIP ini ada di 17 provinsi, 30 kabupaten maupun kota dan 180 desa atau kelurahan. Proyek ini akan memperkuat kapasitas sehingga resiliensi berkelanjutan di tengah masyarakat dapat terwujud,” kata Prasinta.
Pada kesempatan yang sama, Pangarso Suryotomo, Direktur Kesiapsiagaan BNPB mengatakan untuk membangun kesiapsiagaan harus dimulai dari peningkatan kapasitas masyarakat.
BNPB berharap setelah dilakukan berbagai pelatihan, para fasilitator daerah dapat mengimplementasikan materi yang dipelajari selama ToT di wilayah masing-masing.
“Masyarakat adalah garda terdepan dalam penanggulangan bencana. Kegiatan selama 7 hari ke depan bagi para fasilitator kabupaten ini adalah bagian dari upaya BNPB membangun kesiapsiagaan masyarakat. Setelah kegiatan ini, nantinya ada pelatihan untuk masyarakat sebagai fasilitator di 180 desa atau kelurahan terpilih. Kita berharap masyarakat akan semakin tangguh dalam menghadapi bencana,” terangnya.
BNPB menetapkan konsep Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk menunjukkan bahwa masyarakat turut berperan aktif dalam proses pengurangan risiko bencana. Masyarakat tidak hanya sebagai objek melainkan subjek dalam penanggulangan bencana.
Menurut Pangarso, peran masyarakat yang dibentuk melalui Destana sangat penting dan strategis, khususnya dalam menyebarkan informasi maupun edukasi bencana sehingga dapat memperkuat kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Mentan Amran Pastikan Temuan Kasus Pupuk Tidak Ganggu Pertanaman Petani, Stok Pupuk Aman
-
Tingkatkan Kehidupan Warga Pesisir Toisapu, PNM Bangun Akses Air Bersih
-
IHSG Rontok di Sesi Pertama Perdagangan Selasa, Ini Pemicunya
-
Dua Komisaris dan Satu Direksi Astra International (ASII) Tiba-tiba Mundur
-
BCA Syariah Dorong Pemberdayaan UMKM Lewat Semangat Keberagaman di Bali Mester
-
BRI Beri Cashback Main Padel Pakai BRImo, Cek Promonya di Jakarta Sampai Bali
-
Apa Itu Family Office yang Diusulkan Luhut Pandjaitan? Menkeu Purbaya Menolak Modali dengan APBN
-
Family Office Usulan Luhut Ditolak Menkeu, Apa Itu Gerbang Investasi Bebas Pajak Orang Super Kaya?
-
8 Fakta Family Office: Ide Luhut untuk Crazy Rich, Anggaran APBN Ditolak Purbaya
-
TPA Miliki Peran Strategis Bagi Pengembangan Digitalisasi Rumah Sakit, Admedika Berikan Penjelasan