Sayangnya, usaha ini terkendala karakter tanah di wilayah Serut yang sulit menemukan sumber air. Sehingga, untuk sumur bor saja membutuhkan kedalaman hingga ratusan meter guna memastikan sumbernya.
Dengan kondisi ini, kata dia, membutuhkan energi listrik yang sangat besar. "Tiap bulan bahkan butuh uang hingga Rp2juta pulsa listrik hanya untuk memenuhi kebutuhan air," ungkap Umi.
Dua pompa di wilayah itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih lebih dari 200 kepala keluarga.
Setelah melihat situasi tersebut, Umi dan timnya memutuskan untuk mengadopsi teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menyediakan air bersih dengan harga yang terjangkau.
"Dari sini kita pasang PLTS dengan daya 5000 Wp. Dengan harapan bisa digunakan untuk dua pompa," kata Umi.
Gayung bersambut, Serut yang sebelumnya sama sekali tidak pernah tersentuh oleh pemerintah kemudian mendapatkan perhatian Pemkab dan diresmikan menjadi desa mitra.
Panel surya yang menjadi 'jantung' dari pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah itu saat ini terus berkembang hingga mampu melakukan instalasi Internet of Things (IoT) pada tempat penyimpanan air utama, mengembangkan bisnis air minum kemasan, dan memberikan pelatihan untuk mengelola teknologi ini.
Keberhasilan penerapan teknologi baru ini mendapatkan sambutan baik dari masyarakat dan pemerintah setempat, sehingga program ini berjalan dengan lancar.
Saat ini, PLTS telah beroperasi di sumur yang melayani puluhan keluarga dan berhasil menghemat biaya listrik hingga Rp600.000 per bulan. Selain itu, kehadiran PLTS juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang teknologi tepat guna dan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca Juga: Kampus di Sumsel Ini Kenalkan Energi Bersih Bersumber Dari Tenaga Surya
Dengan akses listrik yang lebih terjangkau, masyarakat Desa Serut kini dapat dengan mudah mengakses air bersih, bahkan selama musim kemarau. Mereka juga mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Namun, sekali lagi, masih ada banyak hal yang harus diperbaiki meski kini masyarakat setempat sudah mempu memproduk energi bersih sendiri guna memenuhi kebutuhan air.
"Faktor kunci dari semua pengembangan ini adalah masyarakat alias SDM-nya. Jika mereka memang mau terus berkembang dan belajar, bukan tidak mungkin panel surya ini hanya satu langkah kecil untuk masa depan yang lebih besar," ungkap Umi.
Sebaliknya, jika masyarakat memutuskan untuk puas dengan produksi energi bersih yang sudah tersedia saat ini. Maka, tidak ada masa depan yang lebih baik dari masa kini. Meski, masa kini memang sudah lebih jauh dibanding sebelumnya karena adanya PLTS.
"Inovasi tiada henti adalah kunci agar bisa mewujudkan kemandirian sepenuhnya. panel surya kan juga punya umur. Apakah ketika sudah mencapai umurnya dan diganti, kemudia warga berhenti begitu saja? Nah, SDM lah kuncinya. Sehingga, ketika mereka mau terus berbenah, mereka pasti menemukan solusi energi di tengah keterbatasan tanpa harus menunggu bantuan pihak lain," pungkas Umi.
Tag
Berita Terkait
-
Sudah Salurkan 1.338 Tangki Air Bersih ke Warga, Bupati Gunungkidul Klaim Rasio Ketercukupan Air Capai 89 Persen
-
Wujudkan Transformasi Ekonomi Hijau, Ganjar: Kampus Perlu Masukan Kurikulum Pembangunan Berkelanjutan
-
Kemarau Panjang Diprediksi Terjadi Hingga Tahun Depan, 25 Kapanewon di DIY Alami Kekeringan
-
Perluas Pemanfaatan EBT, PTPN Group Raih Penghargaan Asean Energy Awards 2023
-
Kampus di Sumsel Ini Kenalkan Energi Bersih Bersumber Dari Tenaga Surya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove