Suara.com - Kenaikan harga beras terus menghantui ekonomi Indonesia. Bahkan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengajak masyarakat untuk mencari sumber pangan karbohidrat selain dari beras atau melakukan diversifikasi pangan.
Hal ini ia sampaikan sebagai respon dari kenaikan harga beras yang terjadi akibat menipisnya stok karena dampak dari El Nino.
Ia menekankan pentingnya untuk beralih ke sumber pangan lain selain beras agar tidak tergantung sepenuhnya pada beras sebagai makanan pokok.
"Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan, jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok," ujar kepada awak media di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2023) kemarin.
Mendagri Tito menyoroti bahwa terdapat berbagai jenis pangan kaya karbohidrat selain beras. Hal ini karena beberapa jenis beras memiliki tingkat gula yang tinggi, yang dapat berpotensi menimbulkan risiko penyakit diabetes jika dikonsumsi secara berlebihan.
Sebagai alternatif, sumber karbohidrat lain seperti sagu, ketela, jagung, dan sorgum memiliki kadar gula yang lebih rendah dibandingkan dengan beras. Selain itu, sumber-sumber pangan ini juga tersedia di berbagai daerah di Indonesia.
Mendagri juga mengakui bahwa saat ini sejumlah negara sedang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan beras akibat dari dampak El Nino yang menurunkan produktivitas panen padi akibat kekeringan. Oleh karena itu, langkah diversifikasi pangan menjadi penting dalam menghadapi situasi ini.
Belakangan, harga beras memang terus naik. Berdasarkan pantauan Redaksi Suara.com, melalui data dari Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras di pasar terus mengalami kenaikan selama beberapa bulan terakhir dan kenaikan harga yang signifikan terjadi pada bulan September lalu.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, harga beras di tingkat pengecer meningkat sebesar 5,61 persen secara bulanan (month to month/mtm). Ini merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak Februari 2018, di mana pada bulan sebelumnya terjadi lonjakan harga beras sebesar 6,25 persen secara bulanan.
Baca Juga: Bukan Adik Mendagri Tito Karnavian, Sosok Ini Disebut PJ Gubernur Sumsel
Berita Terkait
-
Harga Beras Naik Hingga Level Tertinggi, Ternyata Ini Penyebabnya
-
Kepala BPS: Bensin Berkontribusi Terhadap Inflasi Seiring Penyesuaian Harga BBM
-
Kendalikan Harga, Pemprov Sumut Gelontorkan 2,5 Ton Beras
-
Kanwil V KPPU Balikpapan Soroti Kenaikan Harga Beras
-
Bukan Adik Mendagri Tito Karnavian, Sosok Ini Disebut PJ Gubernur Sumsel
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram
-
Jadi Buat Kampung Haji, Danantara Beli Hotel di Makkah
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini, Simak Saham-saham Cuan
-
Irjen Kementan Kawal Distribusi Bantuan Langsung dari Aceh: Kementan Perkuat Pengawasan
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah