Suara.com - Rumah makan Bebek Sinjay di Bangkalan, Madura mendadak jadi perbincangan di media sosial usai dituduh tidak taat pajak senilai Rp5,9 miliar dalam setahun.
Hal ini disampaikan oleh Pemerintah Bangkalan. Hingga saat ini, pihak RM Bebek Sinjay Bangkalan dianggap baru membayar pajak Rp700 juta saja.
Pj Bupati Bangkalan, Arief M Edie mengatakan, tarif pajak sebesar 10 persen untuk rumah makan harus diserahkan oleh pengelola rumah makan kepada pemerintah daerah. Namun, dalam kenyataannya, terdapat 50 rumah makan, termasuk Bebek Sinjay, yang tidak mematuhi kewajiban pembayaran pajak.
Hal ini lantas menuai beragam respon dari warganet di media sosial Twitter alias X. Beberapa dari mereka menganggap jumlah tersebut sangat fantastis hingga dianggap memberatkan pengusaha.
Namun demikian, tidak sedikit yang menyebut agar semua pihak, tidak terkecuali para penguasaha agar taat membayar pajak.
"Ketika kita usaha bangkrut nggak ada bantuan dari pemerintah, ketika sukses kita dipajakin," komentar Feri Ulakan.
"Kasian pengusaha. Bisa jadi Bakso Sony jilid 2 ini mah," sebut Ram Odeng.
"5,9 M? 11% itu pajak resto. Silahkan itung sendiri pendapatan RM ini," sebut Arkhin.
"Mana bisa warga bisa mengakali pajak kalo tidak ada orang dalam. Tau sendiri kan kalo lu mau bayar pajak dikasih pertanyaan nya banyak banget," komentar warganet lainnya.
Baca Juga: Kaca Kantor Dekranasda Kalbar Pecah Dilempar Orang Asing, Polisi Buru Pelaku
Ada pula yang menyinggung korupsi ejabat pajak. "Gpp sih, percuma bayar pajak jg di korupsi petugas pajaknya," singgung Beben.
Sementara, menurut Arief, rumah makan Bebek Sinjay seharusnya membayar wajib pajak sebesar 10 persen, yang berarti sekitar Rp 5,9 Miliar per tahun. Namun, selama ini jumlah pajak yang diserahkan hanya sekitar Rp 700 juta setiap tahun.
Menanggapi hal ini, pengelola rumah makan Bebek Sinjay membantah bahwa total pajak yang harus dibayarkan oleh pihaknya mencapai Rp5,9 miliar.
Berita Terkait
-
Viral Telur Penjual Martabak Pecah Gegara Suara Sound System Keliling, Warganet Geram
-
Land Rover Anies-Cak Imin Belum Lunasi Pajak, Sahroni: Kelupaan Bayar
-
Hipnotis Korban di ATM, Aksi Kejar-kejaran Warga Buru Malingnya Berujung Dramatis
-
Mahyeldi Larang ASN di Sumbar dan Keluarganya Nunggak Pajak Kendaraan Bermotor: Pemerintah Harus Beri Contoh!
-
Kaca Kantor Dekranasda Kalbar Pecah Dilempar Orang Asing, Polisi Buru Pelaku
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
BRI Umumkan Dividen Interim 2025 Rp137 per Saham, Didukung Laba Rp41,2 Triliun
-
Pengusaha Masih Males Ambil Utang ke Bank, Dana Kredit Nganggur Capai Rp2.500 Triliun
-
Efek Banjir Sumatra, Kemenkeu Permudah Cairkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana
-
Kemenkeu Salurkan Dana Rp 4 Miliar ke Korban Banjir Sumatra
-
Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600
-
Harap Bersabar, Pemerintah Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T
-
Energi Terbarukan Mulai Masuk Sektor Tambang dan Perkebunan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya