Suara.com - Sektor pertanian menjadi perhatian utama pemerintahan Joko Widodo sejak ia menjabat sebagai presiden. Salah satu visi yang diusungnya sejak pencalonan dirinya adalah mewujudkan ketahanan pangan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk mewujudkan misi ini, tentu fokus utama diarahkan kepada petani, yang merupakan ujung tombak ketahanan dan kedaulatan pangan. Bentuk nyata dukungan kepada petani adalah penyediaan pupuk, yang bertujuan untuk memaksimalkan panen raya kebutuhan pangan bagi masyarakat.
Untuk penyediaan pupuk, Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim), yang merupakan salah satu holding Pupuk Indonesia mendapatkan mandat dari pemerintah untuk memproduksi dan menyalurkan pupuk subsidi sesuai dengan wilayah tanggung jawab yang telah ditentukan. Dalam upaya menjaga distribusi pupuk sampai pada petani secara tepat sasaran, maka Pupuk Kaltim memiliki komitmen, salah satunya dengan mengutamakan langkah pengamanan distribusi pupuk subsidi.
"Kami selalu memastikan ketersediaan stok di gudang Pupuk Kaltim hingga proses penyaluran ke level distributor bahkan kios, agar selalu terjaga melalui pengiriman berkala ke wilayah yang menjadi tanggung jawab kami dengan selalu menjalan prinsip 6 Tepat, yakni Tepat Jenis, Jumlah, Harga, Tempat, Waktu dan Mutu," ujar Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, kepada Suara.com, Selasa (31/10/2023).
Untuk tujuan memaksimalkan ketahanan pangan, jumlah pasokan pupuk subsidi yang disiapkan oleh Pupuk Kaltim sudah disesuaikan dengan alokasi yang telah diatur oleh pemerintah lewat Kementrian Pertanian di tiap wilayah, sebagai acuan penebusan pupuk oleh petani yang memang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
"Dengan cara ini, kami bisa mengukur sekaligus menjamin penyaluran pupuk bersubsidi sudah tepat sasaran hingga tiba ke tangan petani," ujarnya.
Sebagai langkah lebih lanjut untuk memastikan pengamanan penyaluran pupuk sampai kepada para petani yang berhak mendapatkannya, Pupuk Kaltim secara proaktif menjalin kerjasama secara intens bersama instansi lembaga lain dalam mengatasi isu penyelewengan yang ada.
Selain penyaluran pupuk sesuai dengan prinsip 6 Tepat, berikut strategi dan inovasi yang dikembangan Pupuk Kaltim dalam mewujudkan ketahanan pangan, yaitu:
Meningkatkan Produktivitas Petani
Baca Juga: Kementan dan TNI Perkuat Sinergi, Mentan: Ketahanan Pangan Identik dengan Ketahanan Negara
Pupuk Kaltim memiliki komitmen untuk terus menjaga ketahanan pangan nasional demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang lebih baik setiap tahunnya. Hal ini selaras dengan komitmen pemerintah untuk juga terus giat mendukung produktivitas pertanian Tanah Air agar terwujud kemandirian pangan.
Produktivitas pertanian merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami berupaya untuk menciptakan ekosistem pertanian mandiri yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, dengan terus meninjau kecakapan para petani dalam mengelola lahannya melalui program pendampingan," ujar Budi, ketika ditanya soal kerja sama yang dilakukan Pupuk Kaltim dengan petani.
Adapun program yang telah dijalankan oleh Pupuk Kaltim untuk mendukung ketahanan pangan nasional adalah Program Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat dan Agrosolution.
Program-program yang telah dilakukan Pupuk Kaltim sejak 2020 ini tidak hanya fokus pada pasokan pupuk, tetapi juga mencakup aspek-aspek penting lainnya, seperti pelatihan petani, pemantauan hasil panen, dan bantuan teknis.
"Dengan pendekatan ini, Pupuk Kaltim dapat membantu petani meningkatkan produktivitas mereka secara berkelanjutan, yang juga akan mendukung produksi pangan yang lebih besar dan diversifikasi hasil pertanian," kata Budi.
Berita Terkait
-
Usaha Binaan Pupuk Kaltim Siap Gali Potensi di Pasar Global
-
Pupuk Kaltim Tanam 7.489 Bibit Pohon Buah Tropika untuk Tekan Emisi Karbon
-
Mahyeldi Sebut Jokowi Apresiasi Geliat Sektor Pertanian Sumatera Barat
-
Sektor Pertanian Masih jadi Tulang Punggung Ekonomi RI
-
Pupuk Kaltim Sharing Session ke Insinyur Kimia Terkait Keselamatan Kerja dan Peningkatan Produksi Migas
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!