Suara.com - Masuknya media sosial TikTok ke ekosistem Tokopedia menimbulkan polemik di dalam negeri. Salah satunya memicu komentar para pengusaha di dalam negeri.
Seperti Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Erik Hidayat menilai, akuisisi saham Tokopedia oleh TikTok sebesar 75,01 persen ini bisa ancaman bagi keamanan nasional. Dirinya menyesalkan Super App, ini kembali dimiliki pihak asing.
"Hal ini sangat menyesakkan, karena sebagai pemilik saham mayoritas, GoTo sudah dapat dikatakan dikuasai oleh perusahaan asal China itu. Sementara kita orang Indonesia tidak punya apa-apa," ujarnya yang dikutip, Kamis (13/12/2023).
Pasalnya, lanjut Erick, semua data baik itu pergerakan orang alias di aplikasi Gojek, kemudian penyimpanan uang pengguna di GoPay, hingga karakter belanja seluruh warganet Indonesia dan data-data lainnya, dimungkinkan bisa dikuasai oleh TikTok.
Database yang dimiliki Tokopedia dengan sekitar 150 juta pengguna, akan berpindah ke TikTok, dan otomatis data besar konsumen Indonesia akan dengan mudah dimanfaatkan oleh orang asing.
"Jiwa nasionalisme pengusaha kita perlu kita pertanyakan, karena dengan mudahnya menjual usaha dengan iming-iming suntikan dana besar," kata dia.
Erick mengingatkan, sebagai salah satu pionir market place yang menguasai pasar Indonesia, harusnya memiliki jiwa nasionalisme dengan melindungi data konsumen tidak jatuh ke tangan asing.
"Jika kita melihat produk di pasar ritel modern misalnya, seperti supermarket dan mini market, maka sering terlihat produk-produk yang diberi merek atau nama supermarket tersebut. Sering dijumpai misal air mineral, hingga makanan ringan bermerek supermarket tersebut. Hal itu biasanya merupakan merek yang dibuat dengan harga rata-rata yang dibeli oleh para konsumen. Darimana mereka tahu harga rata-rata barang yang dibeli konsumen? Ya jelas dari transaksi di kasir ritel tersebut," imbuh dia.
Erick menyatakanm, dengan berpindahnya data konsumen Tokopedia ke TikTok maka dengan mudah pula akan di monetisasi oleh asing. Data-data bisa dijual ke produsen benda ataupun jasa apapun baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca Juga: TikTok dan Tokopedia Integrasi, UMKM Tanah Air Diharapkan Makin Berkembang
Data besar ini juga bisa menjadi isu keamanan nasional dimana pola konsumsi dan pergerakan masyarakat Indonesia bisa dengan mudah dikuasai asing.
"Pemerintah harus berbuat sesuatu tentang hal ini. Perusahaan sebesar GoTo ini memiliki peran sangat strategis bagi perekonomian di dalam negeri. Dan jika ini dibiarkan terus menerus maka kedepan pribumi hanya bisa sebagai penonton di kancah perekonomian nasional. Sudah selayaknya pemerintah bisa mencegah atau melarang terjadinya akuisisi ini," tutur dia.
Erick juga merasa khawatir, Permendag 31 sudah bisa dijadikan acuan untuk melakukan perlindungan, namun ini terkesan diakal-akali. Saat ini, diakuinya, memang Tokopedia sebagai platform lokapasar sudah memiliki izin.
"Di sini lah peran pemerintah seharusnya mengatur lebih baik lagi. Jangan serta merta dengan mudah unit2 usaha kita dikuasai asing. Apalagi ini menurutkami bagian usaha yang strategis. Jelas, 75% adalah saham mayoritas.. Kendali dan kontrol sudah di mereka. Walau ada tim pengawas namun itu sifatnya internal dan pemilik adalah pemilik, yang memiliki kendali penuh," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Pakar Pangan Menilai Harga Gabah di Masa Pemerintahan Prabowo Menyenangkan
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang