Suara.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) bekerjasama dengan Sekretariat AIS Forum, AIDAN Limited, dan the National Capital District Commission (NCDC) Papua Nugini, serta didukung oleh PT Pertamina Hulu Energi mengadakan pelatihan bertajuk “Bluepreneur: Coastal Communities Training” di Port Moresby, Papua Nugini.
Program pelatihan ini merupakan langkah awal dari upaya AIS Forum dalam menjalin kerjasama untuk peningkatan kapabilitas masyarakat di Papua Nugini melalui berbagai kegiatan dan pemberdayaan.
Digelar di Stanley Hotel, Port Moresby, pada 4-6 Desember 2023, pelatihan ini ditujukan untuk memberikan berbagai macam wawasan dan keterampilan kepada para bluepreneurs agar dapat berinovasi dalam pengembangan usahanya.
Pelatihan ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan Women’s Bluepreneur Training yang dilakukan di Jakarta pada 23-24 Oktober silam.
Radian Nurcahyo, Asisten Deputi di Bidang Hukum dan Perjanjian Maritim Kemenkomarves yang hadir dalam pelaksanaan pelatihan tersebut menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi medium untuk menguatkan kapasitas masyarakat pesisir dalam upaya memajukan sektor kewirausahaan biru yang menjadi sektor potensial masyarakat pesisir.
“Kami sadar bahwa masyarakat pesisir terdiri dari banyak komunitas penyokong dengan banyak sekali potensi, utamanya di sektor ekonomi biru. Karena itu, AIS Forum hadir sebagai wadah untuk berinovasi dan mengembangkan dirinya, salah satunya adalah melalui pelatihan seperti ini,” kata Radian dalam keterangannya dikutip Senin (18/12/2023).
Dihadiri oleh 30 bluepreneurs dari berbagai wilayah di Papua Nugini, pelatihan ini diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan berbasis komunitas. Menyasar kaum perempuan, anak muda, dan penyandang disabilitas sebagai peserta dalam pelatihan ini, AIS Forum memberikan ruang bagi para bluepreneurs di komunitas tersebut dalam berinovasi pada ekonomi biru. Hal ini didasarkan bahwa Papua Nugini, bersama dengan negara-negara lainnya di Pasifik memiliki banyak sekali sumber daya potensial, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Berlangsung selama tiga hari, berbagai pembicara hadir dan membekali para peserta dengan berbagai ragam topik. Di hari pertama, terdapat tiga sesi yang diadakan yakni dasar - dasar berbisnis, pengelolaan usaha dengan memanfaatkan Business Model Canvas, serta strategi pemasaran dengan memanfaatkan teknologi. Pada hari pertama ini pula hadir perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia, Kemenkomarves, serta National Capital District Commission, Papua Nugini.
Pelatihan berlanjut pada hari kedua yang mana para peserta melanjutkan pembahasan materi mengenai pengembangan produk - produk perikanan yang bisa dikelola dalam skala kecil.
Baca Juga: Kemenkomarves: Angka TKDN Kendaraan Listrik Tak Berarti Tanpa Industri Baterai Lokal
Melihat bahwa potensi sumberdaya perikanan di Papua Nugini sangat menjanjikan, topik - topik pelatihan di hari kedua berfokus pada pendekatan praktis, seperti pengenalan produk serta praktik langsung tentang bagaimana mengembangkan produk berbahan dasar rumput laut. Hal ini juga dilanjutkan pada hari ketiga, yang mana para peserta pelatihan diperlengkapi lagi dengan pelatihan tentang metode packaging produk yang telah dikembangkan.
Di hari ketiga, tampak hadir Duta Besar (dubes) Indonesia untuk Papua Nugini, Andriana Supandy. Dubes Supandy tampak ikut memantau pelaksanaan pelatihan, serta ikut mencoba produk - produk yang dibuat oleh para peserta pelatihan.
Berbagai contoh produk berhasil dikembangkan secara bersama - sama oleh para peserta sebagai luaran dari ide - ide yang muncul selama pelatihan berlangsung. Diharapkan setelah mendapatkan berbagai materi dan percontohan dari para pebisnis sektor ekonomi biru, para bluepreneurs dapat menerapkan dan mengimplementasikan kembali hasil pelatihan ini pada komunitasnya masing-masing.
Harapan lebih besarnya adalah agar para peserta dapat membantu memajukan sektor ekonomi biru di komunitas wirausaha perempuan, anak muda, dan penyandang disabilitas, serta lebih besarnya lagi mampu menjadi dasar penyokong untuk memajukan sektor perdagangan di kawasan Papua Nugini dan sekitarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun