- IKI Desember 2025 tetap ekspansi di level 51,90, meski melambat akibat faktor musiman.
- 17 subsektor industri ekspansi, berkontribusi 79,4% terhadap PDB pengolahan nonmigas.
- Optimisme industri naik jadi 71,8%, tunjukkan keyakinan tinggi hadapi prospek 2026.
Suara.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2025 tercatat sebesar 51,90. Meski masih berada di zona ekspansi (di atas ambang batas 50), angka ini menunjukkan perlambatan dibandingkan November yang berada di level 53,45.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menjelaskan bahwa penurunan sebesar 1,55 poin ini merupakan fenomena lazim akibat faktor musiman di penghujung tahun. Para pelaku usaha cenderung mengambil sikap wait and see terhadap kebijakan ekonomi tahun mendatang.
“IKI Desember 2025 mencapai 51,90, masih ekspansi meski melambat. Faktor musiman menjadi penyebab utama karena pelaku usaha menahan ekspansi di akhir tahun,” ujar Febri di Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Dari 23 subsektor yang dianalisis, sebanyak 17 subsektor tetap berada di zona hijau (ekspansi), sementara 6 lainnya mengalami kontraksi. Menariknya, subsektor yang ekspansif ini mendominasi kekuatan ekonomi dengan kontribusi sebesar 79,4 persen terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas pada Triwulan III-2025.
Dua subsektor yang mencatatkan ketahanan luar biasa di akhir tahun ini adalah Industri Farmasi & Obat Tradisional serta Industri Pengolahan Lainnya. Di sisi lain, tekanan masih dirasakan oleh Industri Logam Dasar, Komputer & Elektronik, serta Industri Kayu yang masih terjebak di zona kontraksi.
Data Kemenperin menyoroti bahwa variabel pesanan baru mengalami perlambatan paling dalam, yakni turun 3,17 poin ke level 52,76. Namun, kabar baik datang dari variabel produksi yang mulai merangkak naik meski statusnya masih kontraksi.
Menariknya, perlambatan aktivitas ini tidak memadamkan harapan pelaku industri. Tingkat optimisme pelaku usaha untuk enam bulan ke depan justru naik menjadi 71,8 persen.
“Penurunan tingkat pesimisme mencerminkan keyakinan pelaku industri terhadap prospek ke depan,” tambah Febri. Sebanyak 75,9 persen responden menyatakan kondisi usaha mereka secara umum membaik dan stabil, memberikan sinyal kuat bahwa fondasi industri nasional tetap kokoh menyongsong tahun 2026.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak
-
Viral di Medsos, Kemenkeu Bantah Purbaya Jadi Otak Penyitaan Duit Korupsi Konglomerat
-
Pemerintah Putuskan Impor Garam Industri 1,1 Juta Ton, Buat Apa?
-
Mandiri Inhealth Telah Bayarkan Klaim Rp 3,9 Triliun Hingga November 2025
-
Babak Belur Dihantam Bencana, Purbaya Akan Tambah Anggaran Aceh Rp 1,63 Triliun di 2026
-
IHSG Akhir Tahun 2025, Ini Daftar Saham yang Harganya Naik Terbesar