Suara.com - Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) membuat polemik baru yang kekinian menjadi perbincangan publik. Salah satunya, terkait dengan Lhitium Iron Phosphate (LFP) atau bahan baku pengganti nikel dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Bahkan, Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka hingga Co Captaian Timnas AMIN Thomas Lembong saling singgung dengan soal isu nikel dan LFP ini. Dalam debat itu Gibran sempat menyindir Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal ketidaktahuannya soal Nikel.
Padahal, menurut Gibran, Thomas Lembong sebagai tim kampanye Cak Imin sempat menjelaskan soal LFP dalam sebuah kesempatan.
Selain itu, Gibran menyebut produsen kendaraan listrik Tesla pun menggunakan nikel untuk memproduksi baterai untuk mobil listrik.
Baca Juga: Gibran Pakai Sepatu Seharga Seratus Ribu Saat Debat Cawapres
Terlepas dari hal itu, Bos Tesla Elon Musk juga sempat berbicara soal LFP yang akan digunakan pada mobil listriknya. Pada April lalu, Reuters sempat mempublikasikan pernyataan Elon Musk soal LFP ini.
Seperti dilansir Reuters itu, Pemilik media sosial X ini menyebut bahwa pihaknya memang akan memperluas penggunaan LFP agar harga mobil listriknya terjangkau.
Elon Musk telah memperjuangkan teknologi baterai lithium iron phosphate (LFP) yang didominasi oleh pemasok di China. "Sebagian besar proyek elektrifikasi adalah sel berbasis besi," kata Elon Musk.
Elon Musk akan menggunakan baterai LFP untuk truk listrik berat jarak pendek, yang disebut Semi Ringan, tanpa memberikan rincian seperti tanggal peluncuran.
Baca Juga: Singgung Peluang Menang, Thomas Lembong Ungkap Alasan Realistis Dukung Pasangan AMIN
Tesla menyebut usulan kendaraan listrik kecilnya akan menggunakan baterai LFP berkapasitas 53 kilowatt-jam (kWh), dibandingkan 75 kWh untuk Model Y dan Model 3.
Tesla mengatakan pihaknya juga akan menggunakan baterai LFP pada kendaraan ukuran menengahnya, Model 3 dan Model Y, tanpa memberikan batas waktu.
Namun kekinian, Tesla masih menggunakan baterai berbahan nikel untuk sebagian besar kendaraan Model 3 dan Model Y yang dijual di Amerika Serikat.
Elon Musk dan para pendukung LFP lainnya menyebut kelimpahan dan harga besi yang lebih murah sebagai faktor utama yang mengatasi kelemahan yang menghambat adopsi sel LFP secara global.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
-
Gen Z dan Milenial Jadi Motor QRIS, BI Catat Pertumbuhan Transaksi Naik 162,7 Persen
-
Emiten Pengelola Limbah Ini Raup Pendapatan Rp148 Miliar di Kuartal III 2025
-
Emiten Kongsian Aguan-Salim Catat Marketing Sales Rp1,98 T di Kuartal III 2025
-
Selaras Pembangunan Nasional, NHM Revitalisasi Akses Air Bersih Warga Desa Kusu Lovra
-
Urban Sneaker Society 2025 Presented by BRImo: Kolaborasi Gaya Hidup dan Inovasi Digital
-
Harita Nickel Cetak Pendapatan Rp22,4 Triliun, Kuatkan Komitmen ESG Lewat Audit IRMA Terb
-
UCJ Purwakarta di Atas Angka Nasional, Ketua Dewas Optimistis Bisa Segera Capai 100%
-
Ahli Ungkap Efektivitas dan Tantangan Program MBG
-
Danantara Sebut Ekspatriat di Garuda Indonesia Bawa Contoh Sukses yang Wajib Ditiru
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung