Suara.com - Mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Muhammad Lutfi angkat suara soal film dokumenter "Dirty Vote' yang saat ini heboh diperbincangkan publik.
Lutfi pun menuding film ini bukan karya dokumenter tapi seperti kampanye terselubung.
"Dirty Vote bukannya dokumenter, ini lebih mirip kampanye terselubung kelihatannya," kata Lutfi dalam akun instagramnya dikutip Senin (12/2/2024).
Lutif pun menuding aktor dibalik film Dirty Vote tersebut cenderung telah memihak salah satu Paslon tertentu.
"Bukti membuktikan jelas, mulai dari kru nya hingga sutradaranya, terang-terangan mendukung capres lain, berlaga sebagai aktivis yang ingin berbicara tentang negara, padahal mereka mendukung Paslon tertentu," jelasnya.
Muhammad Lutfi menegaskan bahwa hal tersebut bukan pendidikan, melainkan suatu propaganda untuk menjelekkan Presiden Jokowi.
"Berhati-hatilah dengan yang mengklaim sebagai aktivis, namun sejatinya pendukung capres lain," katanya.
Sebelumnya Rumah produksi WatchDoc merilis film dokumenter bertajuk "Dirty Vote" di masa tenang kampanye, film ini berisi dugaan kecurangan yang terjadi dalam proses Pemilu 2024.
Dalam film ini, tiga pakar hukum seperti Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari mengupas upaya kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif dalam film tersebut. Ketiga sosok ahli hukum itu selama ini juga aktif dalam gerakan antikorupsi.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Mencoblos Tanpa Undangan C6 di Pemilu 2024
Adapun WatchDoc pernah merilis film-film dalam momentum pemilu. Pada 2014, mereka meluncurkan film Ketujuh. Lalu pada 2017, menjelang Pilkada DKI Jakarta, mereka menerbitkan Jakarta Unfair. Pada Pilpres 2019, ada film Sexy Killers.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!