Suara.com - Sebanyak 9 petani ditangkap polisi saat melakukan diskusi terkait proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), pemerintah pun menghimbau agar masyarakat atau warga tidak mengganggu proyek ambisius Presiden Joko Widodo itu.
Menanggapi hal ini, Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara, Makmur Marbun meminta warga tidak mengganggu pembangunan proyek IKN yang saat ini gencar dilakukan pemerintah.
"Jika ada persoalan agar disampaikan sesuai peraturan dan ketentuan. Diminta warga tidak membuat persoalan yang dapat mengganggu pembangunan dan pengembangan Ibu Kota Nusantara," kata Makmur dikutip dari Antara pada Jumat (8/3/2024).
Sebelumnya sebanyak 9 petani mendadak ditangkap dan ditetapkan tersangka karena melakukan pengancaman terhadap pekerja pembangunan Bandar Udara (Bandara) Naratetama, IKN.
Makmur pun meminta para petani yang ditangkap tersebut untuk bisa ditangguhkan kepada Polda Kaltim.
"Dengan alasan kemanusiaan karena mau masuk Ramadhan, jadi kami usulkan untuk penangguhan penahanan kepada tersangka," ujarnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Kombes Artanto mengatakan jaminan dari Pj Bupati sudah cukup kuat dan sudah dipelajari penyidik sebelum 9 tersangka dikembalikan kepada keluarganya.
Artanto memastikan proses hukum tetap berlanjut meski penahanan ditangguhkan. Mereka juga wajib lapor kepada penyidik.
Sebelumnya, Organisasi Walhi menyebut ada sembilan petani Saloloang yang ditangkap Polda Kaltim saat mengikuti diskusi terkait aksi penggusuran untuk proyek pembangunan bandara VVIP di IKN, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Kena Jebakan 'Halo Dek', Perempuan Ini Rugi Hingga Ratusan Juta
Dalam keterangan tertulisnya, Walhi menyebut kejadian bermula pada Sabtu (24/2/2024) sekitar pukul 20.20 WITA, ketika Kelompok Tani Saloloang tengah berdiskusi membahas aksi penggusuran lahan kebun dan ladang yang dilakukan sepihak oleh pemerintah.
Diskusi itu, kata Walhi, dilaksanakan sembari makan malam bersama di salah satu toko di sana. Menurut Walhi, jalannya diskusi para petani itu ternyata diduga diawasi pihak kepolisian.
"Aparat tersebut bergegas menangkap beberapa anggota Kelompok Tani Saloloang, antara lain: Anton Lewi, Kamaruddin, Ramli, Rommi Rante, Piter, Sufyanhadi, Muhammad Hamka, Daut, dan Abdul Sahdan," jelas Walhi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur