Suara.com - PT Bank CIMB Niaga Tbk bersiap-siap untuk memanfaatkan kemungkinan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) untuk meningkatkan pembiayaan di sektor kredit pemilikan rumah (KPR).
“Kami dari perbankan berharap BI rate akan mulai turun paling tidak pada semester kedua tahun ini,” kata Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Lani menjelaskan bahwa penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) memberi kesempatan untuk menurunkan biaya dana atau cost of fund.
Biasanya, bank mengeluarkan biaya untuk mendapatkan dana dari pihak ketiga, seperti simpanan tabungan dan deposito. Ketika biaya dana menurun, bunga KPR juga akan ikut menurun.
Menurut data resmi CIMB Niaga, suku bunga dasar kredit (SBDK) untuk kredit konsumsi KPR periode 29 Februari hingga 30 Maret 2024 adalah 7,55 persen per tahun.
Namun, suku bunga yang diberlakukan kepada debitur bisa saja berbeda dengan SBDK tersebut karena SBDK belum memperhitungkan estimasi premi risiko debitur yang bergantung pada penilaian bank.
Dalam hal kinerja kredit, bank dengan kode saham BNGA pada tahun 2023 mencatatkan realisasi kredit sebesar Rp213,4 triliun atau naik 8,5 persen. Pertumbuhan ini berasal dari kredit korporasi, UMKM, dan kredit konsumsi.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) selama tahun 2023 mencapai Rp235,9 triliun atau naik 3,8 persen dibandingkan tahun 2022. DPK ini didominasi oleh dana murah, seperti simpanan, yang mencapai hampir 64 persen dari total DPK.
“Saya yakin secara keseluruhan 2024 harusnya suku bunga mulai bisa menurun,” imbuhnya, dikutip dari Antara.
Baca Juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga di 6 Persen
Jika BI Rate turun, yang diikuti penyesuaian bunga simpanan dan kredit, terjadi perbaikan untuk margin bunga bersih (net interest margin/NIM). Pasalnya, kata dia, perbankan dalam dua hingga tiga tahun terakhir NIM mengalami kontraksi.
“Biaya DPK itu mahal, deposito bunga tinggi tapi pinjam (kredit) bunga maunya rendah,” katanya.
Ia memperkirakan bank sentral itu akan menurunkan hingga total 100 basis poin dan diproyeksi bertahap dilakukan mulai Juni hingga akhir tahun 2024.
Berita Terkait
-
Harga Emas Pecah Rekor Lagi
-
BBCA Tebar Promo Bunga KPR 2,6 Persen di BCA Expoversary 2024
-
Obligasi Diyakini Bakal Positif Imbas Ketidakpastian Soal Pilpres Mulai Berkurang
-
BI Kembali Tahan Suku Bunga di 6 Persen
-
Nagita Slavina Bawa-bawa 'Rumah KPR' Saat Liburan ke Spanyol: Segini Total OOTD-nya dari Baju Hingga Tas!
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
Terkini
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok
-
Saham INET Anjlok di Tengah Rencana Rights Issue Rp3,2 Triliun, Ini Penyebabnya