Suara.com - Fisker, perusahaan mobil listrik yang didirikan oleh Henrik Fisker, resmi mengumumkan rencana kebangkrutan.
Perusahaan bahkan dilaporkan telah menyewa penasihat restrukturisasi untuk menangani potensi pengajuan kebangkrutan.
Kabar ini menandakan akhir dari perjuangan perusahaan yang diwarnai dengan ambisi besar, namun terhalang oleh berbagai kendala.
Mengutip CNN International pada Kamis (14/3/2024) Fisker memulai debutnya di tahun 2007 dengan visi untuk menghadirkan mobil listrik mewah yang stylish dan ramah lingkungan.
Model pertamanya, Karma, mendapat banyak pujian atas desainnya yang menawan, namun mengalami masalah produksi dan kualitas yang menyebabkan penarikan kembali dan penjualan yang rendah.
Pada tahun 2013, Fisker menerima pinjaman senilai $529 juta dari Departemen Energi Amerika Serikat. Namun, perusahaan gagal memenuhi target produksinya dan harus mengembalikan pinjaman tersebut.
Hal ini menyebabkan krisis keuangan yang semakin parah dan dan menuju kebangkrutan.
"Bahwa mereka mungkin tidak memiliki cukup uang untuk bertahan satu tahun lagi," tulis CNN International.
"Ada keraguan besar mengenai kemampuan Fisker untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya," tambahnya.
Meski demikian Fisker mengatakan sedang berdiskusi dengan investor yang sudah ada tentang kemungkinan memasukkan lebih banyak uang ke dalam perusahaan untuk tetap bertahan. Guna memangkas biaya, 15% tenaga kerjanya akan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun