Suara.com - Dompet kain tenun khas Badui adalah salah satu produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang telah memiliki pasar menjanjikan. Berbahan baku kain produksi kerajinan masyarakat Badui, dan tersedia dalam bermacam motif dan warna.
Dikutip dari kantor berita Antara, kualitas dompet kain tenun Badui adalah tahan lama, termasuk menghadapi cuaca hujan mau pun panas, serta tidak gampang robek.
"Kami memproduksi dompet kain tenun Badui sudah 20 tahun, dan sampai kini masih bertahan," jelas Yahya (60), salah satu pelaku UMKM dompet tenun Badui di Bangkalok Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Banten, pada Rabu (8/5/2024).
Produk ia pasarkan sekira Rp 600.000 per lusin, atau per 12 unit satuan. Dengan daya serap pasar atau permintaan pelanggan kini mencapai 500 lusin, dari sebelumnya 200 lusin per bulan.
Dengan meningkatnya permintaan pelanggan ini, Yahya sebagai pebisnis UMKM menambah tenaga kerja sektor produksi, dari enam orang kini mencapai 10 orang.
Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Lebak, Imam Suangsa menyatakan bahwa pemerintah daerah kini memfasilitasi promosi dompet tenun Badui. Caranya diikutkan pameran hingga ke luar daerah. Ada pun tujuannya meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Berikutnya, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak memasang target agar semua pelaku UMKM diwajibkan masuk ekosistem digital. Sehingga pemasarannya bisa menembus pasar domestik dan mancanegara.
"Kami minta di masa mendatang semua pelaku UMKM dapat memanfaatkan platform daring secara online karena sangat membantu omzet pendapatan ekonomi masyarakat, juga mampu mengatasi kemiskinan," imbau Imam Suangsa.
Saat ini, jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Lebak yang menerima bantuan dari pemerintah tercatat 117.269 unit usaha. Sebagian besar bergerak di bidang perdagangan dan kerajinan bambu, dompet, kain batik, serta kuliner.
Khusus pelaku UMKM produksi dompet tenun Badui di Kabupaten Lebak, dua pekan terakhir ini mengalami lonjakan pemesanan. Yang membanggakan, kualitasnya dinilai lebih baik dibandingkan produk pabrikan.
"Kami sejak dua bulan terakhir ini merasa kewalahan melayani permintaan pelanggan," ungkap Yahya, salah satu pelaku UMKM sektor kerajinan dompet tenun Badui.
"Kami bisa memberikan upah kepada pekerja sekitar Rp 1,6 juta per pekan dengan sistem borongan per dompet Rp 10 ribu," lanjutnya.
Senada dipaparkan Rahmat (55), juga pelaku UMKM dompet tenun Badui.
Ia menyatakan produksi rumah bisnisnya mengalami lonjakan. Dari 100 lusin per bulan sampai 250 lusin per bulan.
Baca Juga: Ekonomi Kreatif dan UMKM Kota Ambon Diminati Kedutaan Besar Belanda
Rahmat sendiri telah 15 tahun mengirim produknya kepada pedagang besar di Pasar Senen dan Mangga Dua, Jakarta. Modal produksi berasal dari pelanggan partai besar.
"Kami sekarang bisa menghasilkan omzet Rp 270 juta dari semula Rp 100 juta per bulan, karena adanya peningkatan permintaan pelanggan," jelasnya.
Semoga keberhasilan para pelaku UMKM di sektor produk berbahan tenun khas Badui ini terus bertambah, dengan memberikan manfaat cuan serta menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Berita Terkait
-
Dany Amrul Ichdan Ajak Civitas Akademika Wujudkan Indonesia Naik Kelas Sebagai Gerakan Moral Bangsa
-
Demi Jaga Warisan Leluhur, Begini Cara Suku Badui Merawat Hutan Lindung 3.100 Hektare
-
Gelombang Panas Malam Hari Sebabkan Jutaan Orang Kurang Tidur
-
Pemprov Sumut Hadirkan Fast Track Young Preneur 2025, 1.700 Pelaku UMKM Didorong Naik Kelas
-
Batam Berupaya Tingkatkan Kualitas SDM dan Tekan Angka Pengangguran
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!