Suara.com - Indonesia berpartisipasi aktif dalam forum internasional Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) untuk memperkuat posisi dalam perekonomian global. Juga mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Dikutip dari kantor berita Antara, forum IPEF memfokuskan pembahasan kepada empat hal yang menjadi tantangan ekonomi bagi hampir semua negara di wilayah Indo-Pasifik. Yaitu, empat pilar yang menjadi pembahasan, terdiri dari Trade Facilitation, Supply Chain, Green Economy, dan Fair Economy.
Dalam penyelenggaraan Indo-Pacific Economic Framework Ministerial Meeting (IPEF-MM) 14 November 2023, seluruh negara-negara anggota IPEF sepakat untuk mengumumkan penyelesaian secara substansi Pilar III (Ekonomi Bersih) dan Pilar IV (Ekonomi Adil).
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo terkait sejumlah pencapaian aktual Indonesia dalam kerja sama forum IPEF tadi.
Pada Kamis (16/5/2024), selesai mengikuti rapat internal terkait masuknya Indonesia sebagai negara aksesi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Airlangga Hartarto menyatakan satu dari pilar IPEF telah rampung dikerjakan Indonesia.
Dari empat pilar yang menjadi pembahasan, yaitu Trade Facilitation, Supply Chain, Green Economy, dan Fair Economy, satu telah selesai digarap negeri kita.
"Tadi saya melaporkan kepada Presiden terkait IPEF yang terdiri dari empat pilar. Indonesia sudah menyelesaikan pilar 2, yaitu supply chain," tutur Menko Perekonomian.
Disebutkannya bahwa Presiden menyikapi selesainya pilar ini dengan mengarahkan ratifikasi atau perjanjian internasional melalui peraturan presiden (Perpres).
"Tadi Presiden arahkan ratifikasi terhadap supply chain segera dilakukan melalui Perpres," tandas Airlangga Hartarto.
Baca Juga: Dubes Tiongkok Pamit kepada Menko Bidang Perekonomian RI, Bahasan Investasi Jalan Terus
Selain merampungkan pilar 2, Indonesia juga tengah memproses penyelesaian enam klaster penyokong pilar 1 IPEF yang berkaitan dengan sektor perdagangan.
Klaster ini antara lain berkaitan dengan ketenagakerjaan (labour), lingkungan (environment), ekonomi digital, fasilitas perdagangan, serta kebijakan persaingan dagang.
"Seluruh klaster ditargetkan rampung pada Desember 2024. Itu yang belum selesai seluruh negara, bukan hanya Indonesia," jelas Menko Perekonomian.
Kemudian pilar yang diproyeksikan rampung pada 6 Juni 2024 berkaitan dengan pilar 3. Yaitu terkait ekonomi rendah karbon (green ekonomi). Komitmen ini akan dituangkan dalam legal review untuk ditandatangani pada 6 Juni 2024.
Sedangkan pilar 4 IPEF mengenai ekonomi yang berkeadilan, juga akan ditandatangani pada 6 Juni 2024 sebagai landasan bagi Indonesia dalam mempersiapkan Dialog Kerja Sama Critical Minerals dan Forum Ekonomi Hijau yang melibatkan para investor di Indo-Pacific.
"Dalam Clean Economy Forum, Indonesia mengajukan beberapa project, 17 project yang sudah dianggap dokumentasinya selesai seperti geothermal, green refinery, kemudian green amonia, dan sebagainya," tutup Menko Bidang Perekonomian.
Tag
Berita Terkait
-
Menko Airlangga Ngeluh Harga Mobil-Motor Murah Bikin Jakarta Macet
-
Pemerintah Bidik Gig Economy Jadi Mesin Ketiga Pendorong Ekonomi Nasional
-
Menko Airlangga Puja-puji AI, Bisa Buka Lapangan Kerja
-
Tim Indonesia Sudah di AS, Airlangga Menyusul Negosiasi Tarif Lusa
-
Di Depan Prabowo, Airlangga Pamer IHSG Pecah Rekor ke Level 8.600
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Cara Gabung NPWP Suami-Istri di Coretax, Panduan Lengkap dan Mudah
-
Jelang Pergantian Tahun, Sektor ESDM Catatkan PNBP sebesar Rp228 Triliun