Suara.com - Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia, menarik dananya senilai Rp 13 triliun dari Bank Syariah Indonesia (BSI).
Penarikan dana ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang fakta-fakta di balik BSI kehilangan nasabah besar ini.
Berikut beberapa faktanya yang drangkum dari berbagai sumber:
Alasan Penarikan Dana:
1. Ketidakpuasan terhadap tata kelola BSI: Muhammadiyah menilai BSI belum sepenuhnya menerapkan prinsip syariah dalam operasionalnya.
2. Konsentrasi Risiko: Muhammadiyah khawatir dengan konsentrasi dana yang besar di BSI, sehingga memindahkan dananya ke bank syariah lain untuk diversifikasi.
3. Kurangnya Komunikasi: Dianggap komunikasi antara BSI dan Muhammadiyah kurang terbuka dan transparan.
Dampak Penarikan Dana:
1. Kehilangan Nasabah Besar: Penarikan dana Muhammadiyah merupakan kehilangan nasabah institusi terbesar bagi BSI.
2. Penurunan Kepercayaan: Kepercayaan publik terhadap BSI bisa tergerus akibat peristiwa ini.
3. Reputasi Tercoreng: Reputasi BSI sebagai bank syariah terpercaya bisa tercoreng.
Upaya BSI:
1. Penjelasan Publik: BSI telah memberikan penjelasan kepada publik terkait alasan penarikan dana Muhammadiyah.
Baca Juga: Diduga Jadi Permasalahan Hengkangnya PP Muhammadiyah, Ini Susunan Komisaris BSI Terbaru
"Kami di BSI senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam," sebut Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar dalam keterangannya.
Perbaikan Tata Kelola: BSI berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola dan menerapkan prinsip syariah secara lebih konsisten.
"BSI bertekad untuk menjadi perbankan yang melayani segala lini masyarakat, mulai dari institusi hingga perorangan," katanya.
Fakta Lainnya:
- BSI masih menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dengan total aset mencapai Rp358 triliun per Maret 2024.
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa kondisi keuangan BSI masih stabil dan aman.
Berdasarkan laporan keuangan emiten dengan kode saham BRIS ini hingga kuartal I 2024 dana pihak ketiga (DPK) BSI 10,43% (yoy) mencapai Rp297 triliun yang didominasi oleh dana murah. Dimana tabungan tumbuh 8,75% dan giro tumbuh hingga 10,52%. Pencapaian tersebut pun berhasil membawa posisi BSI berada di peringkat 5 secara nasional dari sisi penghimpunan Tabungan.
Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal 1 2024 mencapai Rp247 triliun atau tumbuh 15,89% (yoy). Dari nilai tersebut, sebesar 54,62% disalurkan pada segmen consumer. Kemudian, sebesar 27,81% disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56% ke segmen retail.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya